Luka Masa Lalu

“Kamu kenal laki-laki di ujung itu, Del?” sebuah pertanyaan, yang telah menghentikan puluhan keterkagetan akan potret yang terpandang. Bagaimana bisa, laki-laki itu ada di sana, masih jelas dalam ingat, dua minggu yang lalu, aku masih setia menyuguhkan kopi hitam tanpa gula kesukaannya. Tak ada ucapan terimakasih dan senyum darinya, mungkin terlalu sibuk dengan benda pipih yang dipegang.

“Bagiku, dia tak lebih dari orang-orang yang tak punya prioritas dalam hidup. Sampah masyarakat, penambah beban di pundak negara yang sudah begitu berat. Mereka golongan orang-orang pesimis. Tak mampu menjadi pemenang minimal untuk diri sendiri” ungkap Delia

“Delia, terkadang luka kemarin harus kita balas dengan susu hari ini. Kamu tahu siapa laki-laki yang kamu bilang sampah masyarakat itu? Dia adalah Ayahku. Laki-laki yang puluhan tahun lalu memilih meninggalkan, dan menetap di hati perempuan yang kau sebut ibu. Sekarang kembali, saat sakit dan nanah, aku dan ibuku belum pulih sepenuhnya.

Baca Juga  Laila Tidak Majnun

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *