Muhammad Rizky HK

Pembelajar Seumur Hidup. Mengabdi di UIN Mataram

Menyelami Samudra al-Fatihah

Al-Fatihah bagi Quran bukan sekedar surat biasa. Ia adalah pengantar yang tidak hanya mengawali mushaf secara tekstual, tetapi juga pintu masuk menuju cakrawala pemahaman terhadap keseluruhan wahyu Ilahi. Ia adalah sebuah Intro yang menjadi simfoni pembuka dari kalam cinta dari Tuhan kepada Manusia. Ia adalah ‘main idea’ yang merangkum pokok-pokok Quran, sebuah ‘episteme‘ landasan epistemologis […]

Menyelami Samudra al-Fatihah Read More »

Tentang Waktu (Catatan Singkat)

“Untuk sebuah tujuan, Arah lebih penting daripada kecepatan”. Begitu kira-kira tertulis di sebuah body truck yang saya temui dalam perjalanan menuju Lombok Timur. Sebaris potongan kalimat yang menarik untuk menjadi alat untuk membantu menganalisis keadaan hari-hari ini. Keadaan di mana makhluk-makhluk modern berlarian berpacu dengan waktu, beradu cepat untuk sebuah arah yang masih samar.Modernitas memang

Tentang Waktu (Catatan Singkat) Read More »

Musa dan Pilihan Moral Sehari-hari

Dalam beberapa kisah, Quran memberikan kita semacam crash course tentang moralitas, yakni melalui pembacaan terhadap kisah-kisah yang meng-explore karakteristik kesadaran moral manusia dalam tindakannya. Tengoklah sejenak bagaimana Allah menggelitik moral kita melalui kisah perjumpaan Musa ‘alaihissalam dengan Khidr ‘alaihissalam. Kisah yang memberikan kita food of thought tentang bagaimana moralitas individual yang subjektif berdinamika dengan moralitas

Musa dan Pilihan Moral Sehari-hari Read More »

Trilogi Intelektual Qurani

Dalam beberapa ayat, Quran memberikan isyarat tentang tiga kualitas intelektual; Ulil Albab, Ulil Abshor, dan Ulin Nuha. Tiga kualitas yang digambarkan dalam Quran merujuk pada Manusia yang memiliki kedalaman intelektual (albab), kepekaan dan ketajaman pencandraan (abshor), serta keluhuran dan kebijaksanaan (Nuha).Ulil Albab digambarkan sebagai orang yang berakal (lubb) yang senantiasa berfikir dan berzikir (QS 2:

Trilogi Intelektual Qurani Read More »

Sekali lagi tentang Ekoteologi: Dari Perenungan menuju Gerakan

Bencana alam tidak hanya menggoyahkan alam ruang aktivitas manusia. Lebih dari itu, rentetan bencana yang terjadi ikut merangsang ruang berfikir manusia, terutama pada hal menerjemahkan keilmuan dan intelektualitas untuk secara langsung berdampak pada penyelesaian persoalan kebencanaan di sekitar kita. Dari sudut pandang teologis, misalnya, bencana alam sebagai bagian dari krisis lingkungan mendapatkan tempat dalam diskursus

Sekali lagi tentang Ekoteologi: Dari Perenungan menuju Gerakan Read More »