Maimun Zubair

Dosen UIN Mataram

Guru sebagai Pelita Kehidupan: Pesan Moral di Balik Pernyataan Menteri Agama

Pernyataan Menteri Agama Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar yang sempat viral di kalangan guru Indonesia sesungguhnya menyimpan pesan moral yang amat dalam. Beliau menegaskan bahwa profesi guru tidak semestinya dipandang semata sebagai ladang mencari nafkah, melainkan sebagai panggilan jiwa yang mulia dan ladang amal jariyah. Meskipun redaksinya sempat menimbulkan salah paham, jika ditelaah lebih dalam, […]

Guru sebagai Pelita Kehidupan: Pesan Moral di Balik Pernyataan Menteri Agama Read More »

Ekoteologi Profetik: Menjadikan Maulid Nabi sebagai Gerakan Moral Merawat Alam

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW setiap tahun bukanlah sekadar seremoni keagamaan yang diisi dengan pembacaan shalawat dan riwayat kelahiran beliau, melainkan momentum spiritual untuk merefleksikan kembali keteladanan Nabi dalam membangun kehidupan yang harmonis dengan sesama manusia, alam, dan Tuhan. Dalam konteks krisis ekologi global dan tantangan kerusakan lingkungan saat ini, tema “Ekoteologi Keteladanan Nabi untuk

Ekoteologi Profetik: Menjadikan Maulid Nabi sebagai Gerakan Moral Merawat Alam Read More »

Luka Negeri, Tangisan Ibu Pertiwi: Membaca Realitas Indonesia Hari Ini

Mengamati dan merenungkan tentang kondisi negeri kita saat ini, kita pantas rasanya untuk bersedih, teringatlah kita dengan lirik lagu “Ibu Pertiwi” yang diciptakan oleh Kamsidi Samsuddin pada tahun 1908. Jika kita membaca dengan mendalam lirik lagu tersebut yang penuh keharuan, seolah-olah itu bukan hanya sebuah nyanyian, melainkan potret nyata keadaan bangsa kita hari ini. Indonesia,

Luka Negeri, Tangisan Ibu Pertiwi: Membaca Realitas Indonesia Hari Ini Read More »

Saat Kematian Menyingkap Tabir: Renungan atas Tragedi Pembunuhan dan Bunuh Diri

Kejadian-kejadian aneh yang belakangan terjadi di Lombok—mulai dari pembunuhan sadis hingga bunuh diri—sebenarnya memperlihatkan betapa rapuhnya kesadaran masyarakat tentang makna kehidupan dan kematian. Di satu sisi, pembunuhan menunjukkan betapa nyawa orang lain dipandang remeh, seolah tidak ada nilai dan harganya, dan di sisi lain, bunuh diri memperlihatkan betapa sebagian orang merasa kehilangan makna hidup hingga

Saat Kematian Menyingkap Tabir: Renungan atas Tragedi Pembunuhan dan Bunuh Diri Read More »

Perilaku Digital yang Berjejak: Antara Data dan Rekaman Moral

Tanggung jawab moral dalam hidup kita tidak hanya berhenti pada ucapan, sikap, dan perilaku nyata yang bisa disaksikan oleh orang lain, tetapi juga meluas pada jejak digital yang kita tinggalkan di dunia maya. Dalam era teknologi saat ini, setiap komentar, unggahan, atau bahkan like adalah cerminan diri yang bisa berdampak pada orang lain dan bisa

Perilaku Digital yang Berjejak: Antara Data dan Rekaman Moral Read More »

Kemerdekaan yang Memerdekakan: Refleksi 80 Tahun Indonesia

Delapan puluh tahun lalu, kita meraih kemerdekaan dengan keringat, darah, dan doa. Kita berdiri di atas fondasi pengorbanan para pejuang, membawa mimpi besar untuk menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, dan berdaulat. Kini di usia yang tak lagi muda, pertanyaan mendasar harus kita ajukan: Apakah kita sudah dewasa sebagai bangsa?Kedewasaan berbangsa bukan sekadar bertambahnya umur republik,

Kemerdekaan yang Memerdekakan: Refleksi 80 Tahun Indonesia Read More »

Evidence-Based Performance dalam Ibadah: Menakar dengan Bukti, Menilai dengan Hati

Dalam manajemen modern, ada istilah evidence-based performance yang merujuk pada evaluasi kinerja yang didasarkan pada bukti yang terukur dan data yang dapat diverifikasi. Pendekatan ini mengutamakan akurasi, transparansi, dan akuntabilitas, sehingga setiap pencapaian dapat dinilai secara objektif. Menariknya, prinsip ini tidak hanya relevan di ruang kerja, tetapi juga memiliki kemiripan dengan konsep penilaian amal dalam

Evidence-Based Performance dalam Ibadah: Menakar dengan Bukti, Menilai dengan Hati Read More »

Menakar Doa: Seni Menyelaraskan Harapan dengan Takdir

Doa adalah jendela dialog antara manusia dan Tuhannya, ruang di mana harapan dipanjatkan, kegelisahan diadukan, dan keyakinan diperteguh. Namun sering kali doa dipahami hanya sebagai sarana untuk meminta apa yang diinginkan, padahal di balik doa ada seni yang lebih dalam, yakni seni menakar harapan agar selaras dengan takdir, seni menyeimbangkan antara usaha, permohonan, dan penerimaan.Doa

Menakar Doa: Seni Menyelaraskan Harapan dengan Takdir Read More »

Rektor Periode Kedua: Meretas Mitos dengan Etos dan Logos

Di banyak ruang obrolan kampus, sering beredar pandangan bahwa periode kedua seorang Rektor hanyalah kelanjutan dari masa lalu—sekadar memetik buah dari pohon yang telah ditanam pada periode pertama. Pandangan ini melahirkan mitos bahwa jabatan kedua akan berjalan lebih santai, penuh rutinitas, dan minim kejutan. Bahkan ada yang menganggap, masa itu hanyalah “bonus” waktu, bukan “babak

Rektor Periode Kedua: Meretas Mitos dengan Etos dan Logos Read More »

Membaca Halaman Lain dari Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (FORNAS) NTB 2025

Dalam pelaksanaan setiap event atau festival seperti FORNAS, tidak bisa dipungkiri bahwa dalam pelaksanaannya, muncul sejumlah catatan kritis—mulai dari tumpang tindih cabang lomba, hingga kurangnya pemahaman publik terhadap esensi olahraga rekreasi itu sendiri. Beberapa mata lomba bahkan memicu perdebatan: apakah ini benar-benar olahraga atau sekadar hiburan?Namun di balik semua kritik itu, ada lembaran lain yang

Membaca Halaman Lain dari Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (FORNAS) NTB 2025 Read More »