Maimun Zubair

Dosen UIN Mataram

Kecerdasan Semesta sebagai Basis Ekoteologi: Refleksi Spiritual Keterhubungan Manusia dengan Alam

Selain delapan kecerdasan yang diperkenalkan oleh Howard Gardner dan kemudian dipopulerkan serta dikembangkan dalam konteks pendidikan humanistik oleh tokoh-tokoh pendidikan — yaitu kecerdasan linguistik, logis-matematis, visual-spasial, musikal, kinestetik, interpersonal, intrapersonal, dan naturalistik. Sesungguhnya ada satu kecerdasan lain yang sering luput dibahas namun memiliki kedalaman spiritual dan eksistensial yang luar biasa, yaitu kecerdasan semesta (cosmic intelligence).Kecerdasan […]

Kecerdasan Semesta sebagai Basis Ekoteologi: Refleksi Spiritual Keterhubungan Manusia dengan Alam Read More »

Hukum Alam Tak Pernah Bercanda: Sebuah Refleksi Ekoteologis

Ada satu hukum yang tak pernah berubah sejak bumi diciptakan, yakni ”Hukum alam yang tak pernah bercanda”. Ia bekerja dengan ketepatan yang nyaris suci. Ketika api menyentuh kulit, panasnya membakar tanpa kompromi. Ketika sungai dirusak hulunya, banjir pasti mencari jalannya. Ketika hutan ditebang, tanah kehilangan pijakan dan langit pun kehilangan napasnya. Alam tidak pernah berbohong,

Hukum Alam Tak Pernah Bercanda: Sebuah Refleksi Ekoteologis Read More »

Menjadi Pengangguran dalam Beribadah

Di tengah dinamika kehidupan yang serba cepat dan kompetitif, manusia sering kali dihadapkan pada paradoks eksistensial—semakin sibuk secara lahiriah, justru semakin hampa secara batiniah, akhirnya muncul sebuah refleksi yang menggugah, “menjadi pengangguran dalam beribadah.” Ungkapan ini bukan sekadar metafora, melainkan cermin yang memantulkan wajah spiritual manusia masa kini yang tampak aktif secara fisik, namun pasif

Menjadi Pengangguran dalam Beribadah Read More »

Kebijaksanaan Sistemik: Menolak Jalan Pintas, Merawat Keberlanjutan

Dalam sebuah kisah hikmah diceritakan ada sebuah bahtera hendak berlayar mengarungi lautan lepas. Penumpangnya telah berbaris bersiap naik ke kapal yang megah. Kapal itu sangat besar hingga memiliki dua tingkat, yang ternyata dua tingkat itu membawa masalah, orang-orang berebut ingin menjadi penumpang di bagian atas, karena lebih nyaman, pemandangan laut terbentang luas, gemuruh air terdengar

Kebijaksanaan Sistemik: Menolak Jalan Pintas, Merawat Keberlanjutan Read More »

Ketika Amanah menjadi Awal Hisab: Renungan Pelantikan Umar bin Abdul Aziz yang Menggigilkan Hati

Umar bin Abdul Aziz tatkala dilantik menjadi khalifah, menggantikan Sulaiman bin Abdul Malik, beliau menangis sambil menundukkan kepala, lalu mengucapkan “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un“. Ucapan Umar bin Abdul Aziz tersebut dapat kita jadikan sebuah renungan yang cukup mendalam, sebuah kalimat yang biasa diucapkan ketika seseorang tertimpa musibah, tetapi Umar bin Abdul Aziz mengucapkannya

Ketika Amanah menjadi Awal Hisab: Renungan Pelantikan Umar bin Abdul Aziz yang Menggigilkan Hati Read More »

Jarimu sebagai Jariyah: Ketika Tulisan menjadi Pemantik Optimisme

Seminggu yang lalu, tepatnya tanggal 8 September dietetapkan sebagai hari literasi oleh badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bergerak di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan yakni UNESCO. Hari literasi Internasional sebuah momen yang mengingatkan kita bahwa setiap huruf yang kita baca dan setiap kata yang kita tulis adalah langkah kecil menulis masa depan. Literasi

Jarimu sebagai Jariyah: Ketika Tulisan menjadi Pemantik Optimisme Read More »

Guru sebagai Pelita Kehidupan: Pesan Moral di Balik Pernyataan Menteri Agama

Pernyataan Menteri Agama Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar yang sempat viral di kalangan guru Indonesia sesungguhnya menyimpan pesan moral yang amat dalam. Beliau menegaskan bahwa profesi guru tidak semestinya dipandang semata sebagai ladang mencari nafkah, melainkan sebagai panggilan jiwa yang mulia dan ladang amal jariyah. Meskipun redaksinya sempat menimbulkan salah paham, jika ditelaah lebih dalam,

Guru sebagai Pelita Kehidupan: Pesan Moral di Balik Pernyataan Menteri Agama Read More »

Ekoteologi Profetik: Menjadikan Maulid Nabi sebagai Gerakan Moral Merawat Alam

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW setiap tahun bukanlah sekadar seremoni keagamaan yang diisi dengan pembacaan shalawat dan riwayat kelahiran beliau, melainkan momentum spiritual untuk merefleksikan kembali keteladanan Nabi dalam membangun kehidupan yang harmonis dengan sesama manusia, alam, dan Tuhan. Dalam konteks krisis ekologi global dan tantangan kerusakan lingkungan saat ini, tema “Ekoteologi Keteladanan Nabi untuk

Ekoteologi Profetik: Menjadikan Maulid Nabi sebagai Gerakan Moral Merawat Alam Read More »

Luka Negeri, Tangisan Ibu Pertiwi: Membaca Realitas Indonesia Hari Ini

Mengamati dan merenungkan tentang kondisi negeri kita saat ini, kita pantas rasanya untuk bersedih, teringatlah kita dengan lirik lagu “Ibu Pertiwi” yang diciptakan oleh Kamsidi Samsuddin pada tahun 1908. Jika kita membaca dengan mendalam lirik lagu tersebut yang penuh keharuan, seolah-olah itu bukan hanya sebuah nyanyian, melainkan potret nyata keadaan bangsa kita hari ini. Indonesia,

Luka Negeri, Tangisan Ibu Pertiwi: Membaca Realitas Indonesia Hari Ini Read More »

Saat Kematian Menyingkap Tabir: Renungan atas Tragedi Pembunuhan dan Bunuh Diri

Kejadian-kejadian aneh yang belakangan terjadi di Lombok—mulai dari pembunuhan sadis hingga bunuh diri—sebenarnya memperlihatkan betapa rapuhnya kesadaran masyarakat tentang makna kehidupan dan kematian. Di satu sisi, pembunuhan menunjukkan betapa nyawa orang lain dipandang remeh, seolah tidak ada nilai dan harganya, dan di sisi lain, bunuh diri memperlihatkan betapa sebagian orang merasa kehilangan makna hidup hingga

Saat Kematian Menyingkap Tabir: Renungan atas Tragedi Pembunuhan dan Bunuh Diri Read More »