Maimun Zubair

Dosen UIN Mataram

Perilaku Digital yang Berjejak: Antara Data dan Rekaman Moral

Tanggung jawab moral dalam hidup kita tidak hanya berhenti pada ucapan, sikap, dan perilaku nyata yang bisa disaksikan oleh orang lain, tetapi juga meluas pada jejak digital yang kita tinggalkan di dunia maya. Dalam era teknologi saat ini, setiap komentar, unggahan, atau bahkan like adalah cerminan diri yang bisa berdampak pada orang lain dan bisa […]

Perilaku Digital yang Berjejak: Antara Data dan Rekaman Moral Read More »

Kemerdekaan yang Memerdekakan: Refleksi 80 Tahun Indonesia

Delapan puluh tahun lalu, kita meraih kemerdekaan dengan keringat, darah, dan doa. Kita berdiri di atas fondasi pengorbanan para pejuang, membawa mimpi besar untuk menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, dan berdaulat. Kini di usia yang tak lagi muda, pertanyaan mendasar harus kita ajukan: Apakah kita sudah dewasa sebagai bangsa?Kedewasaan berbangsa bukan sekadar bertambahnya umur republik,

Kemerdekaan yang Memerdekakan: Refleksi 80 Tahun Indonesia Read More »

Evidence-Based Performance dalam Ibadah: Menakar dengan Bukti, Menilai dengan Hati

Dalam manajemen modern, ada istilah evidence-based performance yang merujuk pada evaluasi kinerja yang didasarkan pada bukti yang terukur dan data yang dapat diverifikasi. Pendekatan ini mengutamakan akurasi, transparansi, dan akuntabilitas, sehingga setiap pencapaian dapat dinilai secara objektif. Menariknya, prinsip ini tidak hanya relevan di ruang kerja, tetapi juga memiliki kemiripan dengan konsep penilaian amal dalam

Evidence-Based Performance dalam Ibadah: Menakar dengan Bukti, Menilai dengan Hati Read More »

Menakar Doa: Seni Menyelaraskan Harapan dengan Takdir

Doa adalah jendela dialog antara manusia dan Tuhannya, ruang di mana harapan dipanjatkan, kegelisahan diadukan, dan keyakinan diperteguh. Namun sering kali doa dipahami hanya sebagai sarana untuk meminta apa yang diinginkan, padahal di balik doa ada seni yang lebih dalam, yakni seni menakar harapan agar selaras dengan takdir, seni menyeimbangkan antara usaha, permohonan, dan penerimaan.Doa

Menakar Doa: Seni Menyelaraskan Harapan dengan Takdir Read More »

Rektor Periode Kedua: Meretas Mitos dengan Etos dan Logos

Di banyak ruang obrolan kampus, sering beredar pandangan bahwa periode kedua seorang Rektor hanyalah kelanjutan dari masa lalu—sekadar memetik buah dari pohon yang telah ditanam pada periode pertama. Pandangan ini melahirkan mitos bahwa jabatan kedua akan berjalan lebih santai, penuh rutinitas, dan minim kejutan. Bahkan ada yang menganggap, masa itu hanyalah “bonus” waktu, bukan “babak

Rektor Periode Kedua: Meretas Mitos dengan Etos dan Logos Read More »

Membaca Halaman Lain dari Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (FORNAS) NTB 2025

Dalam pelaksanaan setiap event atau festival seperti FORNAS, tidak bisa dipungkiri bahwa dalam pelaksanaannya, muncul sejumlah catatan kritis—mulai dari tumpang tindih cabang lomba, hingga kurangnya pemahaman publik terhadap esensi olahraga rekreasi itu sendiri. Beberapa mata lomba bahkan memicu perdebatan: apakah ini benar-benar olahraga atau sekadar hiburan?Namun di balik semua kritik itu, ada lembaran lain yang

Membaca Halaman Lain dari Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (FORNAS) NTB 2025 Read More »

Pemimpin itu Sudah Tercatat: Sebuah Renungan Teologis

Dalam riuhnya suasana demokrasi, mekanisme musyawarah, atau proses seleksi yang ketat, kita sering melihat munculnya sosok-sosok pemimpin yang seakan-akan lahir dari hasil kerja manusia semata. Dari kacamata iman, ada satu keyakinan yang selalu menyertai pandangan spiritual umat beragama, bahwa siapa yang menjadi pemimpin sesungguhnya sudah tercatat di sisi Tuhan.”Qulillāhumma mālikal-mulki tu`til-mulka man tasyā`u wa tanzi’ul-mulka

Pemimpin itu Sudah Tercatat: Sebuah Renungan Teologis Read More »

Kurikulum Berbasis Cinta: Revolusi Sunyi Pendidikan Kemanusiaan

Kurikulum berbasis cinta yang secara resmi diluncurkan oleh Menteri Agama Republik Indonesia pada hari Kamis, 24 Juli 2025, bukan sekadar kebaruan administratif dalam dunia pendidikan keagamaan, melainkan sebuah lompatan kultural dan spiritual yang berakar pada kesadaran humanistik dan ekologis. Kurikulum ini dirancang dengan semangat menumbuhkan nilai-nilai kasih sayang, kebersamaan, dan tanggung jawab ekologis sebagai fondasi

Kurikulum Berbasis Cinta: Revolusi Sunyi Pendidikan Kemanusiaan Read More »

Tumbuh dengan Cinta, Berkembang dengan Perlindungan: Refleksi Hari Anak Nasional

Baru dua hari yang lalu kita memperingati Hari Anak Nasional—sebuah momentum penting yang seharusnya tidak sekadar menjadi seremoni tahunan, tetapi menjadi cermin bagi kita semua—sejauh mana kita benar-benar hadir dalam kehidupan anak-anak. Dua hari telah berlalu, namun esensinya harus terus hidup—bahwa anak bukan hanya masa depan bangsa, tetapi juga cermin moral hari ini, sebab melalui

Tumbuh dengan Cinta, Berkembang dengan Perlindungan: Refleksi Hari Anak Nasional Read More »

Memilih Sunyi di Tengah Zaman yang Riuh

Saat ini kita sedang hidup di zaman yang riuh—zaman di mana semua orang ingin didengar, semua pemandangan ingin ditatap, dan semua kabar ingin dipercaya. Zaman ketika segala sesuatu berlomba-lomba mencuri perhatian—suara yang saling bertabrakan, gambar yang tiada henti berkedip, dan kata-kata yang terus mengalir tanpa jeda—kita perlahan kehilangan satu anugerah yang tak ternilai, yakni ketenangan.

Memilih Sunyi di Tengah Zaman yang Riuh Read More »