LIHATLAH, betapa perempuan selalu dianggap makhluk lemah bahkan tak segan-segan perempuan dianggap tak berdaya. Beberapa menganggapnya hanya sosok yang hanya mampu memenuhi ranah domestik saja, beberapa juga menganggapnya hanya pemuas nafsu lelaki. Sungguh nestapa bukan?
Padahal, ia adalah sosok yang memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi dan mampu bersaing di ranah apa pun bahkan ia mampu untuk menyetarai lelaki. Lihatlah ke belakang, pada sejarah awal peradaban Islam, ada tiga kota metropolitan yang menjadi pusat peradaban dunia pada saat itu, kota tersebut yaitu Damaskus (Suriah), Baghdad (Irak), dan Andalusia (Spanyol), dimana kota-kota tersebut menunjukkan keberadaan perempuan-perempuan aktif dalam ruang publik, ekonomi, dan budaya.
Lalu, mengapa masih banyak sekali pemikiran awam terhadap perempuan? Patriarki rupanya menjadi julukan yang tak asing bagi perempuan-perempuan yang masih belum bisa bebas mengekspresikan segala bentuk cita-citanya. Masih banyak aturan-aturan dan pemikiran-pemikiran yang belum jernih terhadap kebebasannya. Menyedihkan!
Mari sejenak kita renungi syair indah gubahan raja penyair Arab terkemuka: Ahmad Syauqi, ini :
Inilah Utusan Tuhan
Ia tak pernah mencatut hak-hak perempuan beriman
Ilmu pengetahuan menjadi jalan hidup keluarganya
Mereka menjadi ahli hukum,
Aktivis politik, kebudayaan dan sastra
Berkat putri-putri Nabi
Gelombang pengetahuan menjulang ke puncak langit
Lihatlah, Sukainah
Namanya menebar harum di seluruh pojok bumi
Ia mengajarkan kata-kata Nabi
Dan menafsirkan kitab suci
Lihatlah
Buku-buku dan kaligrafi yang indah
Bercerita tentang ruang
Perempuan-perempuan Islam yang gagah
Baghdad….
Adalah rumah perempuan-perempuan cerdas
Padepokan perempuan-perempuan elok
Yang mengaji huruf dan menulis sastra
Damaskus zaman Umayyah
Adalah sang ibu bagi gadis-gadis cendekia
Tempat pertemuan seribu perempuan piawai.
Taman-taman Andalusia
Merekah bunga warna-warni
Perempuan-perempuan cantik bernyanyi riang
Dan gadis-gadis anggun membaca puisi
Fakta-fakta sejarah dalam peradaban awal Islam ini menunjukkan dengan pasti betapa banyak perempuan yang menjadi ulama, cendekia, dan intelektual, dengan beragam keahlian di bidangnya masing-masing. Dengan kapasitas intelektual yang relatif sama dengan laki-laki bahkan sebagian mengungguli ulama laki-laki. Fakta ini dengan sendirinya telah menepis anggapan banyak orang bahwa akal dan intelektualisme perempuan lebih rendah dari akal intelektualisme laki-laki.
Islam memang hadir untuk membebaskan penindasan dan kebodohan menuju perwujudan kehidupan yang berkeadilan dan memajukan ilmu pengetahuan untuk semua manusia. Begitu indahnya perempuan ketika ia mendapatkan segala kebebasan yang ia cita-citakan.
Apalagi, zaman sudah begitu cepat beranjak, seharusnya perempuan menjadi bunga-bunga indah yang mampu memberikan harum bagi kemajuan di segala sektor. Perempuan juga bisa membuktikan pada dunia bahwa ia tidak selemah yang dibayangkan tadi. Kata-kata yang menyudutkan perempuan adalah angin lalu yang tak seberapa daripada mimpi-mimpi indah perempuan.[]
Ilustrasi: alinea.id
Mahasiswa Pascasarjana UIN Mataram