Muslih Syuaib

Penulis buku harian, suka mengintip fenomena sosial, sekarang wartawan Lombok Post.

Puisi dan Politik Sepanggung: Kita Bertepuk Tangan

DI akhir 1995, Wislawa Szymborska masih termenung dengan kesendiriannya di rumah kecil di tengah hutan. Ia bukan seorang pembangkang, meski pengagum komunis sejati. Puisinya tidak berbicara tentang politik. Mungkin saja akibat diksinya yang terlalu halus, sehingga politik tidak terpahat dengan jelas. 50 tahun kepenyairannya sudah cukup menjadikannya diva. Bukan sembarangan. Nobel kesusatraan tahun 1996 bukti …

Puisi dan Politik Sepanggung: Kita Bertepuk Tangan Selengkapnya »

Wabah Itu

SEORANG penggali makam menatap wajah temannya yang berdarah. Ia baru dipukuli orang; Keluarga mayat yang mau dikuburkannya. Penggali makam itu dituduh mengubur mayat manusia layaknya bangkai. Disekanya lebam itu dengan tanah kuburan. “Orang mati dikubur tiap hari, janganlah kau mati hari ini,”  selorohnya. Temannya tertawa lebar, memamerkan gigi-gigi yang menghitam. “Mari kita kembali bekerja!” Lampu …

Wabah Itu Selengkapnya »

Penulis Antimainstream, Saya atau Anda?

DI awal bulan ini, tepatnya 4 Juli 2020, sebuah media cetak baru lahir. Jenis kelaminnya tidak jelas. Bukan koran, tapi harian. Enggan juga disebut majalah.  Lahirnya media cetak baru, bukan berita baru. Namun kali ini, agak sedikit heboh. Bukan hanya karena dibidani Dahlan Iskan, sang sesepuh jurnalistik Indonesia. Tapi karena kelahirannya seolah dipaksakan, di tengah …

Penulis Antimainstream, Saya atau Anda? Selengkapnya »

Ilusi Snobisme di Sekitar Kita

BEBERAPA tahun belakangan ini, obat dan suplemen pemutih badan banyak diburu kaum perempuan di Indonesia. Padahal banyak merek pemutih badan yang tidak aman. Di kantor Balai POM, etalase yang memuat produk obat dan makanan berbahaya, biasanya didominasi obat atau suplemen pemutih badan. Meski banyak produk pemutih kulit yang berbahaya, tidak menyurutkan kaum perempuan untuk memutihkan …

Ilusi Snobisme di Sekitar Kita Selengkapnya »