JANGAN PERNAH lupakan Sayyidah Hajar saat mengenang peristiwa qurban. Saat mengambil pelajaran dan hikmah Idul Adha. Saat menapak tilas ritual haji. Saat menyebut Ibrahim dan Ismail alaihimassalam.
Jangan pernah lupakan Sayyidah Hajar, karena sejarah Mekkah yang mendunia sampai sekarang, dengan air mukjizat bernama zamzam bermula dari keyakinan, harapan dan kerja kerasnya yang amat sangat mengagumkan.
Jangan pernah lupakan Sayyidah Hajar, karena keyakinannya akan janji Tuhan yang menjamin kehidupan adalah keyakinan yang tak tergoyahkan, hingga mampu mengalahkan rasa sepi, takut, marah dan tersia-siakan, lantaran ditinggalkan di lembah tandus tanpa pepohonan, air dan kerumunan orang. Hanya berdua dengan bayinya yang masih dalam gendongan.
Jangan pernah lupakan Sayyidah Hajar, karena perasaan halusnya kepada sesama perempuan, membuatnya rela pergi menjauh, demi menjaga perasaan Sarah yang mulia dan dihormatinya tak runtuh, dan perkawinannya dengan Ibrahim tetap utuh.
Jangan pernah lupakan Sayyidah Hajar, karena ia telah membuktikan salahnya stigma, bahwa perempuan itu penggoda dan mudah tergoda. Sayyidah Hajar sebaliknya. Ia sangat digdaya, menghadapi rayuan maut setan yang tak henti menggoda, agar tak menyerahkan anak semata wayang yang dikasihinya yang telah dengan susah payah dibesarkannya.
Sayyidah Hajar yang digdaya, tak mempan godaan setan, yang memanfaatkan naluri keibuan, untuk menolak perintah Tuhan yang tak bisa dimengerti oleh nalar kebanyakan : mengorbankan putra tersayang.
Jangan pernah lupakan Sayyidah Hajar, karena pengorbanannya yang tak terperi, diabadikan dalam wajib haji yang paling mengharuskan mawas diri : Melempar tiga Jumrah beberapa hari.
Jangan pernah lupakan Sayyidah Hajar karena ia telah menjadi simbol, adanya kesetaraan ras dan kedudukan sosial. Sayyidah Hajar yang mulanya sahaya, telah menjadi inspirasi abadi bagi dunia, lantaran kekuatan imannya, kedahsyatan lakon hidupnya, keluarbiasaan karakternya. Bukan karena keturunan dan kebangsawanannya.
Jangan pernah lupakan Sayyidah Hajar, karena tanpa keikhlasan, kepasrahan, keberanian dan kesabarannya, Ibrahim takkan sempurna menjalankan perintah Tuhannya. Karena tanpa pengorbanan, kasih sayang dan pendidikan rabbaniyahnya Ismail yang masih belia mungkin tak menjadi anak yang berbudi dan berbakti tiada tara di usia yang masih belia.
Jangan pernah lupakan Sayyidah Hajar karena Mekkah yang berkah, Zamzam yang terus melimpah, Sa’i dan lempar jumrah, sampai kelahiran Muhammad Rasulullah adalah karena keberadaannya.
Maka, jangan pernah lupakan Sayyidah Hajar karena melupakannya adalah melupakan peran ketuhanan dan kemanusiaan perempuan karena melupakannya adalah melupakan separuh peradaban[]
ilustrasi:sekolahnesia.com
Pengasuh Ponpes Mahasina Pondok Gede. Anggota DPR RI 2004-2009.