Janganlah Harta dan Anak-Anakmu Melalaikanmu

Hidup yang indah itu adalah hidup yang seimbang. Seimbang antara dimensi internal dalam diri sendiri dan dimensi eksternal di luar diri.
Dimensi internal antara lain: dimensi fisik, emosi, mental dan spiritual. Adapun dimensi eksternal di luar diri sendiri antara lain: anak, keluarga, harta, profesi, jabatan, masyarakat, dan alam sekitar.

Dalam kehidupan ini, harus selalu dijaga keseimbangan antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Seimbang antara faktor lahir dan batin, seimbang antara antara Allah sebagai pencipta, dan makhluk ciptaannya. Itulah arti keseimbangan hidup dalam bebagai aspeknya.

Bukanlah orang yang terbaik di antara kamu yaitu seseorang yang meninggalkan (kepentingan) dunianya karena akhirat, dan sebaliknya meninggalkan (kepentingan) akhiratnya karena urusan dunianya, akan tetapi kita harus mendapatkan bagian keduanya yaitu dunia dan akhirat sekaligus dalam waktu bersamaan.

Bahagia dunia dan bahagia Akhirat. hal ini telah ditegaskan dengan peringatan keras oleh Allah SWT dalam firman-Nya dalam Surah Al- Munaafiqun: 9
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Dan barangsiapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi “.

Kehidupan itu harus seiring sejalan antara berbagai faktor tersebut. Dunia harus kita kejar, tapi pada saat yang sama, kita juga harus mengejar kehidupan yang bahagia di akhirat kelak. Hal ini di karenakan kehidupan dunia merupakan wasilah atau jembatan perantara yang menyampaikan ke kehidupan akhirat dan janganlah kamu menjadi beban terhadap orang lain. (Riwayat Ibnu ‘Asakir dari Anas bin Malik).

Di sinilah letak keistimewaan dan keunggulan agama yang dibawa oleh junjungan kita Nabi Muhammad saw yaitu agama Islam.
Agama yang tidak menghendaki umatnya bersifat materialistis, yang semua pikiran dan usahanya hanya ditujukan untuk mengumpulkan kekayaan dan kenikmatan dunia, seperti halnya orang-orang Yahudi.

Islam juga agama yang tidak membenarkan umatnya hanya mementingkan akhirat saja, tenggelam dalam kerohanian, menjauhkan diri dari kelezatan hidup, membujang terus dan tidak kawin, sebagaimana halnya orang-orang Nasrani.

Karena itu, marilah kita menjaga diri dan selalu waspada, jangan sampai kita terlena dan dilalaikan oleh kehidupan yang hanya difokuskan dan terkonsentrasi hanya untuk mementingkan dan mengurus “harta dan anak- anak serta  kelurga kita”, dan melupakan untuk mengingat, berzikir, dan beribadah kepala Allah SWT, dan atau sebaliknya.

Akibat buruk dari kehidupan yang tidak seimbang (unequality life) adalah rugi dan penyesalan. Rugi dunia dan akhirat. Atau dalam bahasa yang lebih sederhana “masuk neraka”. Na’uudzubillahi min dzaalik !

Mumpung masih ada sisa waktu dan umur, Mari kita mewujudkan kehidupan yang indah yaitu hidup yang seimbang antara berbagai dimensi dan faktor yang ada, sehingga kita bisa hidup bahagia di dunia dan bahagia di akhirat nanti. Amin!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *