Resolusi Diri dalam Pergantian Tahun

Kalender yang terpampang di dinding atau di atas meja kerja adalah gambaran lembaran kehidupan kita. Lembaran demi lembaran dari kalender tersebut satu persatu tergantikan dan terbuang. Bersamaan dengan itu pula catatan-catatan dari keinginan yang sudah kita rancang, deadline masa capaiannya mengikuti pergantian angka yang tertera dalam kalender.

Begitu lembaran kalender ditutup, masa ikhtiar mewujudkan keinginan telah mencapai
deadline-nya. Sadarkah kita, bahwa keinginan-keinginan kita jauh lebih panjang ketimbang jumlah lembaran kalender dan jumlah bilangan hari dan tanggal, sehingga tak sedikit dari kita-kita ini merasa belum siap untuk merubah atau mengganti tahun. Ingin rasanya waktu dan detik di akhir tahun diperpanjang atau diperlambat oleh Tuhan, untuk dapat kita wujudkan keinginan-keinginan yang lebih banyak yang telah kita rancang.


Memang begitulah keberadaan manusia, keinginannya lebih panjang dari masa yang digunakan untuk hidup, sehingga berbagai macam bentuk pergantian terkadang enggan untuk diterima, termasuk pergantian tahun, karena masih terlalu banyak catatan-catatan keinginan yang belum terwujud, sementara pergantian tahun tidak mengenal kata tertunda walau sedetik.

Kini pergantian tahun sudah di depan kita, tidak ada pilihan lain, bahwa kita harus rela mengganti tahun walau dalam diri ada rasa yang berat yang masih mengganjal didalam hati dan pikiran. Karena kita berada dalam kekuasaan waktu, maka kita pun harus patuh dan tunduk dengan pergantian yang terjadi.

Ingatlah bahwa 360 hari dalam satu tahun telah kita lalui, sungguh merupakan momen kesempatan yang seharusnya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dalam menyusun keinginan-keinginan indah, sekaligus menjadi momen kesempatan untuk menggapainya. 3

60 hari adalah waktu yang tidak singkat, namun karena kealpaan dan kelalaian kita, terkadang secara tidak sadar kehadiran waktu dalam perjalanan hidup kita, pernah kita sia-siakan walau hanya beberapa detik, beberapa jam, beberapa hari, menjadi beberapa minggu, dan bahkan menjadi beberapa bulan.

Baca Juga  Ketika Alasan Dibuat-buat

Kini di penghujung tahun  dan permulaan pergantian  tahun baru, kiranya dapat kita jadikan sebagai episode penting dari perjalanan hidup kita, untuk evaluasi diri sebagai bahan baku dalam merancang sesuatu yang terbaik dalam bentuk resolusi diri yang positif yang akan kita lakukan di tahun mendatang. Segala keinginan yang tidak terwujud hingga di penghujung tahun ini, hendaknya menjadi bahan refleksi diri untuk menapaki tahun berikut dengan capaian yang lebih optimal.

Jadi saat terjadi pergantian tahun, hendaknya menjadi babak kehidupan yang tepat untuk melakukan resolusi diri. Membaca setiap keadaan dan kejadian yang menimpa diri dengan cara menelusuri jejak-jejak kehidupan yang telah kita lalui setahun yang lewat, meneropong ke dalam diri sendiri, bahwa apa yang belum kita capai, pastikan dikarenakan oleh faktor diri sendiri, sehingga untuk melakukan perubahan dan perbaikan tidaklah sulit, karena yang akan kita rubah dan perbaiki adalah diri kita sendiri. Kitalah yang paling tahu tentang diri kita, tentang kemampuan diri kita sendiri.

Kita mungkin masih ingat pada kisah salah seorang pemuda yang memiliki keinginan besar untuk mengubah dunia; “Aku ingin mengubah dunia. Ketika aku muda, aku ingin mengubah seluruh dunia. Lalu aku sadari, betapa sulit mengubah seluruh dunia ini. Maka aku putuskan untuk mengubah negaraku saja. Ketika aku sadari bahwa aku tidak bisa mengubah negaraku, aku mulai berusaha mengubah kotaku. Ketika aku semakin tua, aku sadari tidak mudah mengubah kotaku. Maka aku mulai mengubah keluargaku.

Kini aku semakin renta, aku pun tak bisa mengubah keluargaku. Ternyata aku sadari bahwa satu-satunya yang bisa aku ubah adalah diriku sendiri. Tiba-tiba aku tersadarkan bahwa bila saja aku bisa mengubah diriku sejak dahulu, aku pasti bisa mengubah keluargaku dan kotaku. Pada akhirnya aku akan mengubah negaraku dan aku pun bisa mengubah seluruh dunia ini.

Baca Juga  Kenikmatan Mana yang Kamu Perjuangkan?

Kita sering berkeinginan melakukan resolusi pada keadaan di luar diri kita untuk mewujudkan apa yang kita inginkan. Kita lupa dengan diri kita sendiri. Kita mau apa, mau bagaimana, mau menjadi apa, mau mendapatkan apa, dan mau seperti apa, sebenarnya tergantung bagaimana meresolusi diri sendiri. Kisah di atas cermin penyesalan atas kelalaian meresolusi diri.

Tuhan telah menunjukkan cara meresolusi diri di surah al Insyirah ayat 7 bagaimana berikhtiar dalam menghadapi dan menerima setiap pergantian “Fa idzaa faraghta fanshab”. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja (untuk urusan yang lain).

Ayat ini adalah ayat resolusi diri, untuk selalu melihat dan menyikapi setiap perubahan dan pergantian dengan ikhtiar-ikhtiar dinamis dan optimis, bahwa segala sesuatu yang kita inginkan akan terwujud manakala kita melakukan upaya ikhtiar dari dalam diri secara maksimal dan berkesinambungan.

Resolusi diri dalam menghadapi pergantian tahun, sangat niscaya untuk kita lakukan, dengan cara membuat rencana-rencana indah yang kita sesuaikan dengan kemampaun diri, dan bertekatlah untuk berdamai dengan diri sendiri dalam mewujudkan rencana indah tersebut dalam bentuk aksi-aksi nyata dan terukur, sehingga dari tahun ke tahun berikutnya kita akan memiliki kehidupan yang selalu lebih baik, lebih indah, lebih sukses, dan lebih damai.

1 komentar untuk “Resolusi Diri dalam Pergantian Tahun”

  1. Subhanallah .,
    Semoga kita bisa meresolusi diri kita sendiri IBDAQ BI NAFSIK kita mulai dari diri kita sendiri …
    Semoga Tahun baru 2022 ini lebih bak tahun akan kita lalui ini ….

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *