Aba Du Wahid

Pegiat literasi dan peminat sufisme lokal

Sisi Intelektualitas Debat Pilkada: Catatan dari Dalam

KETIKA dihubungi untuk terlibat dalam salah satu rangkaian proses Pilkada Kabupaten Bima, yakni Debat Terbuka, saya perlu klir-kan, mengapa memilih kami sebagai tim penyusun materi. Jawaban pihak KPU, bahwa kapasitas kepakaran, rekam jejak integritas, dan independensi adalah kriteria utama tim, membuat saya tidak bisa bilang tidak. Saya rasa demikian juga tiga anggota tim lainnya. Dalam […]

Sisi Intelektualitas Debat Pilkada: Catatan dari Dalam Read More »

Zikir Geladak

SUDAH lama kami warga kampung menunggu adanya geliat yang lain. Dari kecil kami sudah akrab dengan deru gelombang yang menerpa pantai. Bahkan amukan gelombang yang menggerogoti jalanan yang membelah antara kampung kami dan pantai. Kami juga sudah mafhum, jika ada keriuhan di kampung, itu berarti ada kawanan sapi yang turun dari gunung, atau menjangan yang

Zikir Geladak Read More »

Buku dan Perspektifnya: Jara Mbojo Kuda-kuda Kultural (2)

Tapi, kan, saya seorang karyasiswa jurusan Kajian Budaya yang bahasa Inggrisnya cultural studies bukan yang study of culture! Pada tahap ini saya terguncang, antara lain karena saya harus mengubah cara pandang saya tentang kebudayaan, dari cara pandang yang lama “kebudayaan sebagai struktur, bentuk yang given dan statis” ke cara pandang baru “kebudayaan sebagai praktik manusia

Buku dan Perspektifnya: Jara Mbojo Kuda-kuda Kultural (2) Read More »

Anak Pelayan Belajar Melayani

“SEBAGAIMANA aku tidak sudi menjadi seorang budak, aku pun tidak sudi menjadi seorang tuan” (Abraham Lincoln) Memimpin adalah melayani. Pemimpin bukanlah orang yang pekerjaannya menciptakan situasi untuk menumpuk dan mengembangbiakkan hak-hak istimewa seorang manusia atas manusia lain, sehingga tercipta kenyataan saling menguasai. Memimpin adalah melayani kehendak orang lain, apalagi orang lain itu adalah mayoritas, atas kewajaran

Anak Pelayan Belajar Melayani Read More »

Buku dan Perspektifnya: Jara Mbojo Kuda-kuda Kultural (1)

KETIKA bertandang ke pacuan kuda di Bima, menikmati atraksi joki kecil yang lihai memainkan tali kekang kuda sementara di pantatnya tidak ada sandaran pelana, saya dahulu memikirkan banyak hal sebelum saya mengambil tempat duduk “di mana” dan menyapa “siapa”.  Pertanyaan pertama adalah, apakah yang akan saya “intens”kan di pacuan itu? Apakah pertarungan kuda berjoki kecil

Buku dan Perspektifnya: Jara Mbojo Kuda-kuda Kultural (1) Read More »