Akhir- akhir ini, hampir setiap hari kita membaca, mendengar, bahkan menonton dari berbagai media, baik online maupun offline tentang peristiwa pembunuhan yang terjadi, baik korbannya hanya 1 orang, 2 orang, bahkan lebih. Yang korbannya bisa anak- anak, orang dewasa bahkan orang tua renta sekalipun.
Apakah pelakunya sendirian atau oleh sekelompok orang, apakah pelakunya kategori normal atau oleh yang tidak normal atau gila? Semua peristiwa tersebut menunjukkan bahwa manusia pada saat- saat tertentu bisa lebih kejam dan sadis daripada “binatang”.
Karena itu, pada awal rencana penciptaan manusia oleh Allah sebagai al- Khaaliq telah terjadi dialog antara Allah SWT dengan para makhluk yang lebih senior dari manusia yaitu Jin. Dialog ini telah diabadikan dalam al- Qur’an, surat al-Baqarah: 30 yang artinya:
“ Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau!” Tuhan berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui.”
Dari peristiwa dialog tersebut, kita dapat menyimpulkan secara sederhana bahwa proses penciptaan mausia ini telah ditentang dan diprotes oleh Jin jauh- jauh hari sebelumnya. Akan tetapi Allah SWT kembali menegaskan dan membuktikan bahwa “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui.” .
Apa pun alasannya, bahwa peristiwa menghilangkan nyawa seseorang oleh orang lain tidak dapat dibenarkan, dan tetap merupakan kejahatan besar yang bertentangan dengan norma agama dan norma hukum yang berlaku. Proses menghilangkan nyawa orang lain atau pencabutan hak hidup seseorang hanya boleh dilakukan bardasarkan hasil keputusan pengadilan yang sudah memiliki kekuatan hukum tetap (inkracht).
Manusia berbeda dengan makhluk yang lain, termasuk dengan malaikat, iblis dan juga binatang, adalah karena manusia memiliki akal dan hikmah serta tabiat.
Menurut al-Qur`an, manusia terdiri dari jasmani dan rohani, diciptakan sebagai khalifah dan untuk mengabdi kepada Allah. Dalam al- Qur`an ada tiga hakekat manusia, pertama, Basyar, bahwa manusia adalah makhluk biologi. Kedua, Al- Insan, bahwa manusia adalah khalifah atau pemikul amanah. Ketiga, Al-Nas, bahwa manusia adalah makhluk sosial.
Karena itu, marilah kita sebagai manusia untuk menempatkan dan memposisikan diri kita sebagai khalifah atau pemimpin yang adil dan bijak, yang saling kasih dan humanis, yang menjadi suri teladan, dan yang akan memakmurkan bumi ini dengan nilai- nilai religius yang Islami.
Sehingga bumi ini mejadi baldatun thoyyibatun wa rabbun ghaafur. Dan jangan sampai terjadi asumsi atau ramalan Jin bahwa manusia akan selalu membuat kerusakan dan menummpahkan darah akan terbukti dan menjadi nyata.
Ilustrasi: Hipwee
ASN di Kantor Kemenag Kota Bima