Maulud Nabi dan Angka-Angka yang Berurutan

Rasulullah dilahirkan di Kota Makkah pada hari Senin, tanggal dua belas di malam yang tenang pada bulan Rabiul Awwal, tahun 570 dan disebut Tahun Gajah.” dan Nabi Muhammad saw meninggal dunia di Madinah pada Senin 12 Rabiul Awwal tahun 11 Hijriyah atau 8 Juni 632 Masehi. Beliau wafat pada usia 63 tahun lebih empat hari.

Dalam buku legendaris karangan ahli Astronomi, Michael H Hart  yang berjudul  100 Tokoh Paling Berpengaruh Dalam Sejarah, ia menempatkan Nabi Muhammad saw sebagai orang nomor wahid yang paling berpengaruh dalam sejarah. Buku ini sangat obyektif, kajiannya ilmiah, dan akademis.

Disebut objektif karena mustinya penulis buku ini tidak harus menempatkan Nabi Muhammad saw sebagai orang nomor 1, bisa saja dia menempatkan Nabi Isa misalnya karena memang dia adalah beragama Kristen.

Dijelaskan bahwa mengenai Nabi Adam memohon kepada Allah dengan syafaat Nabi Muhammad. Lalu, Allah SWT menjawabnya dan berkata: “Wahai Adam, bagaimana engkau mengenal Muhammad padahal Aku belum menciptakannya (memperlihatkannya kepadamu)?”.

Adam pun menjawab: “Ya Allah, ketika Engkau menciptakanku dengan tangan-Mu dan meniupkan roh-Mu ke dalam diriku, aku mengangkat kepalaku dan kulihat penyangga singgasana arsy tertulis laa ilaha illallah Muhammad Rasulullah (syahadat),”.

Dan Nabi Adam mengakui bahwa “Andai bukan karena Muhammad, Aku tidak akan menciptakan-Mu,”.

Menjelang Wafat Rasulullah, Kota Madinah mulai bersedih dan kaum muslimin meneteskan air mata kesedihan dan rindu dengan Nabiyullah Shallalahu alaihi Wasalam.

Detik-detik semakin dekat, saatnya malaikat maut menjalankan tugasnya. Perlahan ruh Rasulullah saw ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah saw bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. “Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.” ucap beliau.

Perlahan Rasulullah saw mengaduh, putri tercinta Fatimah pun hanya bisa terpejam, sementara Sayyidina Ali radhiallahu ‘anhu yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan wajahnya. “Jijikkah engkau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” ujar Rasulullah pada malaikat pengantar wahyu itu.

“Siapakah yang sanggup melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril . Sesaat kemudian terdengar Rasulullah mengaduh karena sakit yang tidak tertahankan lagi.

“Ya Rabb, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku,” ucap Nabi.

“Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibir beliau bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali mendekatkan telinganya.

“Uushiikum bissholaati, wamaa malakat aimaanukum (peliharalah salat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu),” Dan Jagalah Kemuliaan Para Wanita. Ucap Nabi dengan suara yang amat lirih.

Di luar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, para sahabat saling berpelukan. Sayyidah Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah, “Ummatii, ummatii, ummatiii!”.

Itulah indahnya kehidupan Rasulullah, semoga pada Maudlid Nabi di angka-ankga yang indah ini dan berurutan ini.. 19…20..21 ini. Semoga kita terus berkomitmen dan istiqamah untuk melanjutkan dan mengamalkan seluruh perintah yang terdapat dalam agama Islam yang dibawa oleh Nabiyullah dan menjauhi seluruh larangan yang terdapat dalam agama Islam yang sangat mulia ini.

Ilustrasi: Babussalam online

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *