Syaikh Wahbah al-Zuhaily dalam Tafsir al-Munir menjelaskan bahwa Nabi Dawud memiliki anak berjumlah 19 orang tapi yang disebutkan dalam al-Qur’an hanya Nabi Sulaiman. Kenapa demikian ? karena al-Qur’an tidak akan menyebutkan nama seseorang kecuali nama itu penting, tak akan menyebut nama daerah kecuali daerah itu penting. Satu-satunya nama perempuan yang diabadikan sebagai nama surat dalam al-Qur’an adalah Maryam. Disebutkan nama Maryam karena begitu pentingnya Maryam. Allah Swt hendak menegaskan bahwa Isa ibni Maryam, Isa anak laki-lakinya Maryam, bukan anak Tuhan.
Hal ini ini menunjukkan kekuasaan Allah Swt Begitu juga disebutkannya nama Nabi Dawud dan Nabi Sulaiman dalam al-Qur’an, menunjukkan adanya sesuatu yang spesial dalam diri mereka berdua. Allah Swt. berfirman dalam Qs. An-Naml: 15, “Dan sesungguhnya Kami telah memberikan ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya mengucapkan: “Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hamba-Nya yang beriman”.
Qs. An-Naml : 16 juga dijelaskan bahwa Nabi Sulaiman mewarisi ilmu bapaknya, Nabi Dawud. “Dan Sulaiman mewarisi bapaknya, Dawud, dalam kenabian, ilmu dan kekuasaan. Sulaiman berkata kepada kaumnya, “Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kami telah diberi ilmu dan dikaruniai pemahaman tentang bahasa burung. Dan kami telah diberi segala sesuatu yang dibutuhkan. Sesungguhnya karunia yang Allah berikan kepada kami benar-benar merupakan karunia yang nyata yang membedakan antara kami dengan orang lain.”
Nabi Dawud diberi kemampuan membuat baju besi, dianugerahi suara yang indah. Ketika beliau membaca kitab Zabur, burung yang terbang berhenti seketika mendengar merdunya suara Nabi Dawud. Di Banten, ada seorang yang memiliki suara yang sangat merdu, namanya Tubagus Mansyur Makmun. Ia dilarang menjadi imam karena akan melalaikan orang sehingga lupa membaca al-Fatihah. Perempuan-perempuan yang menjadi makmum pun sangat terkesima dengan suara Tubagus. Suaranya Tubagus ini hanya membuat orang lupa membaca al-Fatihah sedangkan suara Nabi Dawud lebih dahsyat lagi yakni membuat burung berhenti terbang.
Nabi Salaiman mewarisi Nabi Dawud dalam hal kealimannya, menjadi rajanya, menjadi nabinya. Begitu juga Nabi Sulaiman diberi kelebihan-kelebihan yang lain seperti memahami Bahasa burung. Syaikh Fariduddin at-Thor menulis kitab berjudul Manthiqat thoir, pembicaraan burung, maksudnya Bahasa burung. Beliau mengambil potongan ayat tersebut untuk dijadikan judul kitab. Kisah Nabi Sulaiman dengan burung dijelaskan dalam Qs. An-Naml, 20-28 yang menceritakan Nabi Sulaiman memeriksa pasukannya dan tidak menemukan burung hud-hud. Nabi Sulaiman mengancam akan menghukum hud-hud jika tidak memberikan alasan yang jelas tentang ketidakhadirannya.
Kemudian burung Hud-hud datang dan menjelaskan bahwa ia telah melakukan perjalanan jauh ke negeri Saba’ dan menemukan sebuah kerajaan dengan singgasana yang megah dipimpin oleh seorang ratu yang menyembah matahari. Nabi Sulaiman kemudian mengirimkan surat kepada Ratu Balqis melalui burung hud-hud. Di antara isinya mengajak menyembah Allah Swt., larangan bersikap sombong, dan mengajak berkunjung ke kerajaannya sebagai orang yang berserah diri dengan tujuan agar Ratu Balqis dan kaumnya meninggalkan penyembahan berhala.
Nabi Sulaiman juga diberi kemampuan untuk menundukkan jin dan manusia. Oleh karenanya, ketika mendengar kabar dari burung hud-hud tadi, Nabi Sulaiman meminta siapa yang dapat membawa singgasana Ratu Balqis di hadapannya sebelum ratu Balqis sampai ke kerajaannya ?. Qs.An-Naml: 38 “Berkatalah Sulaiman: ‘Hai para pembesar, siapakah di antara kamu yang sanggup membawa singgasananya (Ratu Balqis) kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri? Ifrit dari golonga jin menyanggupi membawa singgasana tersebut sebelum Nabi Sulaiman berdiri dari tempat duduknya. QS. An Naml: 39 “Berkata Ifrit dari golongan jin: ‘Aku akan datang kepadamu dengan membawanya kepadamu (sebelum) kamu berdiri dari tempat dudukmu; dan sesungguhnya aku kuat lagi dapat dipercaya.'”
Sementara orang yang mempunyai ilmu dari al-Kitab ( Asif bin Barkhiya) menyanggupi memindahkannya sebelum mata Nabi Sulaiman berkedip. QS. An Naml: 40 “Berkata pula orang yang mempunyai ilmu dari Alkitab: ‘Aku akan memberikan kepadamu (memindahkan singgasana itu) sebelum matamu berkedip.’ Maka tatkala (Sulaiman) melihat singgasana itu bertempat di hadapannya, ia pun berkata: ‘Ini termasuk karunia Tuhanku untuk menguji aku, apakah aku bersyukur ataukah aku tidak bersyukur. Dan barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya syukurnya itu untuk (kebaikan) dirinya sendiri. Dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.’ “
Allah Swt juga menganugerahkan angin kepada Nabi Sulaiman, jika Nabi Sulaiman hendak pergi jauh ke suatu tempat, cukup meminta angin untuk membantu membawanya pergi, sehingga ada orang yang membuat film dengan judul karpet atau permadani terbang. Hal ini merujuk pada kemampuan Nabi Sulaiman dalam menundukkan angin. Qs. Al-Anbiya: 81 “Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.” Dan Qs. Saba: 12 “Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya pada waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula)”.
Begitu hebatnya ilmu yang diberikan Allah Swt. kepada hamba-hambanya bahkan sesuatu yang tidak mungkin terjadi menurut akal pikiran manusia tapi dalam kenyataannya dapat terjadi dengan ijin Allah Swt.[]

Ketua Prodi Hukum Ekonomi Syariah UIN Mataram dan Pengkaji Islam dan Budaya Lokal.





