Ilyas Yasin

Akademisi, mantan wartawan kampus, dan pengagum Gandhi, "Plain Living High Thinking".

Pertarungan Agama dan Budaya

Dua kali event dua kali pula kita ribut soal sampah.Saat kemping di Sarae Nduha awal Juni lalu media sosial ramai perkara sampah. Kita masih harus bekerja keras sekadar mengedukasi masalah sampah ini, apalagi di sebuah event yang dihadiri ribuan atau puluhan ribu orang.Di Festival Lakey kita juga ribut soal sampah, tepatnya ‘sampah’ akidah. Berbeda dengan […]

Pertarungan Agama dan Budaya Read More »

Difabel, Inklusi, dan Demokratisasi Pendidikan

SECARA teoretis sudah umum disadari bahwa setiap manusia itu unik dan berbeda sehingga memerlukan perlakuan dan pendekatan berbeda pula. Sayangnya pengetahuan dan kesadaran tersebut hanya dipelajari dalam ilmu psikologi, sedangkan dalam praktiknya banyak orang yang sulit menerima perbedaan. Buktinya hingga kini banyak kaum difabel yang dipandang seolah sebagai “hasil karya tuhan yang gagal”. Masyarakat, keluarga

Difabel, Inklusi, dan Demokratisasi Pendidikan Read More »

Kartini, Feminisme, dan Manusia Jenis “Ketiga”

NAMA R.A. Kartini telah ditahbiskan sebagai simbol perjuangan dan pembebasan kaum wanita Indonesia. Meski Kartini sendiri tidak sepenuhnya berhasil menikmati hasil perjuangannya (karena dipoligami), betapapun jejak perjuangannya telah menginspirasi bangsa ini—yang hari ini kita peringati. Tetapi tapal batas tentang ide kebebasan kaum wanita sebagaimana diharapkan Kartini tampaknya masih dalam perdebatan. Di Indonesia gagasan tentang ide

Kartini, Feminisme, dan Manusia Jenis “Ketiga” Read More »

Kulturahmi dan “Kemewahan” Event Budaya

SAMPAI saat ini, saya masih menganggap bahwa kehadiran sebuah event budaya di daerah kecil seperti Dompu dan Bima–entah itu ajang literasi, Mbojo Writers Festival, Festival Rimpu atau apa pun–masih merupakan sebuah “kemewahan”.Itu karena saking langkanya, kegiatan-kegiatan semacam itu. Itu alasan lain mengapa saya selalu antusias dan berusaha keras untuk hadir.Saya sendiri bukan budayawan, sejarawan atau

Kulturahmi dan “Kemewahan” Event Budaya Read More »

Senjakala Artikel Cetak: Sebuah Refleksi Pribadi

DI INDONESIA awal tahun 2000-an  tidak saja menandai transisi demokrasi politik dari era Orde Baru ke Orde Reformasi 1998  tapi juga dimulainya peralihan dari media cetak ke media elektronik. Pada masa ini berbagai media pers di Tanah Air secara bertahap beralih dari edisi cetak ke media online. Kini hampir semua media nasional (koran, tabloid dan majalah)

Senjakala Artikel Cetak: Sebuah Refleksi Pribadi Read More »

Pemilu 2024 dan Kemerosotan Demokrasi

APA yang dapat diharapkan dari hasil kontestasi elektoral Pemilu 2024 yang baru saja usai? Yang indikasi problematiknya terjadi sejak dari hulu hingga  hilir; sejak dari pelanggaran etik berat oleh majelis hakim Mahkamah Konstitusi–yang diketuai Anwar Usman ipar Presiden Joko Widodo–menyangkut persyaratan calon presiden; dua kali pelanggaran etik oleh Ketua KPU RI Hasyim Asyari hingga praktik

Pemilu 2024 dan Kemerosotan Demokrasi Read More »

Nidah Kirani, Pelacur, dan Pemberontakan Kaum Beriman

ERA reformasi  tahun 2000 tidak hanya  menandai babak baru kebebasan politik di Indonesia tapi juga pemikiran keagamaan (baca: keislaman). Kendati berbagai pembaruan keagamaan sudah dimulai sejak 70-an oleh Nurcholish Madjid dkk, tetapi sejak reformasi, gerakan pembaruan tersebut menjadi agak fenomenal karena secara eksplisit diusung oleh kalangan muda NU maupun Muhammadiyah seperti Jaringan Islam Liberal (JIL)

Nidah Kirani, Pelacur, dan Pemberontakan Kaum Beriman Read More »

Dari Prasangka menuju Setara dalam Beragama

KARENA pengaruh pendidikan agama  sejak dini, terutama  di lingkungan sekolah dan masyarakat,  dulu  saya cenderung memandang negatif pada agama lain. Kurang lebih sama dengan penilaian kita tentang suku lain. Saya memandang bahwa selain agama yang saya anut pasti buruk, sesat, dan pasti masuk neraka. Secara normatif,  berbagai dalil keagamaan jelas mengonfirmasi hal  itu. Bukan hanya 

Dari Prasangka menuju Setara dalam Beragama Read More »

Jam Malam, Ria Ricis, dan Sekolah yang Kesepian

SEJAK 13 Januari 2023, Bupati Dompu H Kader Jaelani secara resmi mengeluarkan Surat Edaran Nomor  300/09/DPPPA/SE 2023 tentang Pemberlakuan Jam Malam Bagi Anak di Kabupaten Dompu. Mereka dilarang berkumpul dan melakukan aktivitas di luar rumah pukul 22.00 hingga 04.00 Wita. Kebijakan pemberlakuan jam malam diambil menyusul tingginya tingkat kriminalitas sosial oleh remaja/anak sekolah baik sebagai

Jam Malam, Ria Ricis, dan Sekolah yang Kesepian Read More »