Roy Widya Pratama

Bekerja formal di kampus sebagai mahasiswa, di luar itu bekerja sebagai kuli aksara, dan kuli lainnya.

Potensi Kekerasan yang Bernama Kelembutan

KEKERASAN yang paling keras adalah kelembutan itu sendiri. Kalimat ini sepintas lalu mungkin sulit dipahami, namun ketika dimaknai lebih dalam dan menyempatkan menggunakan kejernihan pikiran dan hati, maka kita akan bertemu dengan sebuah hikmah yang luar biasa.Lebih mudahnya begini, kekerasan sejati adalah kelembutan itu sendiri. Sebab tatkala kita sudah mampu mengambil hati seseorang, di sanalah […]

Potensi Kekerasan yang Bernama Kelembutan Read More »

Ngaku Saja Kalau Tidak Suka Puasa

TEMPAT pertemuan itu dikepung para warga setempat yang jumlahnya seperti sedang ada perang yang mendesak. Tempat pertemuan itu terlihat lebih bersih dari biasanya, karpet-karpet yang masih ditanggalkan di tembok pagar, kilatan pembersih lantai yang semerbak baunya. Namun yang paling menyita perhatian adalah hadirnya 300 orang yang tengah duduk bersila di tempat pertemuan itu, mereka tengah

Ngaku Saja Kalau Tidak Suka Puasa Read More »

Percakapan di Meja Resepsionis Gereja Bethany

PENJAGA di Gereja Bethany baru saja membersihkan salju setebal kira-kira delapan senti dari trotoar ketika pemuda berkacamata itu muncul. Matahari sudah gagah, tapi angin menderu ribut: suhu udara terjebak di titik beku. Pemuda itu hanya mengenakan celana jeans tipis, kemeja musim panas, sepasang sepatu bot usang, dan sehelai jaket yang nyaris tak mampu menahan dinginnya

Percakapan di Meja Resepsionis Gereja Bethany Read More »

Statuta Roma; Harapan untuk Keadilan Internasional

Sebagai pemerhati hukum, tentunya saya tidak dilimitasi hanya pada batas hukum nasional saja. Apalagi setelah munculnya teori Hubungan Internasional, diperlukan juga tumbuhnya institusi baru yang berdiri sebagai aspek inklusi internasional yang lain.Tak lama setelah serangan teroris mengancurkan menara kembar World Trade Center di New York, Duta Besar Swedia untuk PBB, Pierre Schori, berujar, “Serangan 11

Statuta Roma; Harapan untuk Keadilan Internasional Read More »

Anarkisme: Sebuah Manifestasi Pikiran “Melawan” Negara

Di antara sebagian besar dari kita mungkin pernah semata-mata menyimpulkan bahwa demonstrasi yang menggelambir di jalanan yang merupakan bentuk reaksi penolakan terhadap kebijakan publik yang dikeluarkan oleh pemerintah dengan sebutan tindakan anarkis? Ataukah hanya sebagai salah satu bentuk ekspresi spontan karena merasa hak konstitusionalnya dilanggar? Perlu diketahui lebih lanjut mengenai dasar ideologi penolakan ini “dalam

Anarkisme: Sebuah Manifestasi Pikiran “Melawan” Negara Read More »

Menyoal Legalitas Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) Pegawai KPK

Demokrasi adalah model politis yang dimaksudkan untuk menghalalkan transparansi dalam setiap regulasi, baik dalam bidang hukum kaitannya dengan penyusunan undang-undang, maupun dalam kebijakan publik. Demokrasi harus dimanifestikan pada setiap spektrum kehidupan bernegara, baik kepada rakyat maupun pada pemerintah. Termasuk dalam penerbitan prosedur peralihan status Pegawai KPK di Indonesia menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Berdasarkan Pasal

Menyoal Legalitas Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) Pegawai KPK Read More »

Hukum Adat dan Nasib Transformasi Generasi Indonesia

Istilah ‘adat’ sering diartikan sebagai kebiasaan. Sumbernya adalah peraturan-peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang, serta dipertahankan dengan kesadaran hukum masyarakatnya. Setiap wilayah di Indonesia tentunya memiliki adat tersendiri yang berbeda satu sama lain. Misalnya, salah satu contoh mengenai pembagian warisan hukum adat Minangkabau dan Jawa, dalam hukum adat Minangkabau mengharuskan wanita mendapat warisan

Hukum Adat dan Nasib Transformasi Generasi Indonesia Read More »

A Vindication of The Right of Woman: Relevansinya dengan Perempuan Era Sekarang

Pemikiran Marry Wollstonecraft yang mengkritik Rousseau terhadap proyeksi Shopie sebagai perempuan, bahwa Wollstonecraft berpendapat bahwa asupan novel, puisi, musik, dan perhatian kepada penampilan terus-menerus, akan menjadikan Shopie sebagai kelemahan, bukan sebagai pelengkap suaminya. Dia—Shopie—akan menjadi makhluk dengan daya pikir yang lemah, dan bukan mempunyai penalaran yang baik. Hormonnya akan semakin meluap, hasratnya meledak-ledak dan emosinya

A Vindication of The Right of Woman: Relevansinya dengan Perempuan Era Sekarang Read More »

Marry Wollstonecraft: Membongkar Inferioritas pada Tubuh Perempuan

Di estimasi usia tiga belas tahun, saat si anak laki-laki mulai mengenal kekerasan, saat agresivitas mereka mulai berkembang, saat mereka mulai mencintai persaingan, meledaknya hasrat mereka akan kekuasaan, di situlah justru si gadis mulai menjauhi permainan-permainan kasar. Agresivitasnya mulai menurun. Kelincahan si gadis tidak seperti waktu kecil. Olahraga masih terbuka baginya, namun olahraga yang berarti

Marry Wollstonecraft: Membongkar Inferioritas pada Tubuh Perempuan Read More »