SINGLE MOM, panggilan elegant bagi seorang wanita yang menjadi ibu tunggal untuk anak-anaknya, wanita kuat, tangguh, mandiri adalah gelar yang pantas diberikan kepada seorang wanita yang berusaha menjaga dan merawat anaknya tanpa seorang suami di sisinya. Wanita yang multiperan, selain sebagai ibu, ia sekaligus mengambil peran menjadi ayah bagi anaknya.
Konflik dalam rumah tangga sering kali tidak terkendali menjadikan perceraian tidak bisa dihindari, maka berpisah dianggap sebagai sebuah solusi. Namun salah satu persoalan yang sering muncul setelah perceraian ialah siapa yang akan merawat anak-anak, bagaimana anak-anak akan tumbuh tanpa orang tua yang utuh?
Anak-anak sering kali menjadi korban egoisme orangtuanya. Mengapa tidak? Perceraian dalam keluarga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kelangsungan hidup anak di masa depan, jalan hidup mereka yang masih panjang seyogyanya tidak rusak karena kegagalan rumah tangga orangtuanya.
“seorang anak tidak minta dilahirkan, orang tua-lah yang menginginkan anak itu lahir”
Persoalan pengasuhan anak setelah perceraian tentu menjadi dilematis bagi orang tua terutama seorang ibu, pasalnya anak-anak yang awalnya tinggal bersama orang tua yang utuh maka setelah perceraian, dipaksa untuk tinggal terpisah dengan ibu atau ayahnya. Keadaan yang tidak pernah diharapkan oleh orang tua manapun, semua orang tua pasti ingin melihat anaknya tumbuh besar dalam penjagaan bersama namun benang kusut dalam rumah tangga menyebabkan sulit untuk mewujudkannya.
Hal tersebut merupakan kondisi yang sulit bagi seorang wanita, pasalnya, satu sisi ia khawatir tidak dapat memberikan hidup yang layak untuk anaknya, di samping tidak memiliki pekerjaan, karena setelah menikah ia memilih meninggalkan pekerjaanya demi mengurusi rumah tangganya, selama ini suamilah yang menjadi penopang ekonomi keluarga, namun di sisi lain seorang ibu tidak akan tenang bila jauh dari anak-anaknya.
Seorang ibu yang memiliki insting kuat terhadap anaknya tentu menginginkan anaknya tetap berada dalam jangkauannya. Apalagi jika suami memiliki perangai yang buruk, tentunya menjadi kekhawatirannya bahwa suami tidak pantas merawat anaknya. Alasan inilah yang membuat seorang ibu sering kali memutuskan untuk mengasuh anaknya seorang diri.
“Tidak ada kasih sayang di luar sana yang dapat menandingi kasih sayangnya seorang ibu kepada anaknya”
Meskipun menjadi ibu tunggal sungguh rawan dan beresiko, namun tidak sesulit yang dipikirkan oleh kebanyakan orang, banyak wanita yang mulai mengambil langkah hidup baru setelah bercerai dari suaminya dengan memulai usaha, berjualan, dan mengambil beberapa pekerjaan tambahan untuk bisa memenuhi kebutuhan hidupnya bersama anak-anaknya.
Apalagi dengan dukungan sarana media yang semakin maju, menawarkan banyak peluang usaha bagi siapa pun tak terkecuali para wanita yang telah mendominasi usaha secara online, dengan menjadi konten creator, influencer dan membuka bisnis online shop.
Dengan banyaknya wanita yang mengambil peran sebagai single mom, hal ini telah mematahkan stereotipe bahwa wanita dianggap lemah oleh kaum laki-laki, wanita dianggap tidak mampu hidup dengan layak tanpa seorang laki-laki apalagi untuk mengurusi seorang anak.
Hal inilah yang menyebabkan masih adanya wanita yang bertahan dalam lingkaran kekerasan rumah tangga, dan takut diceraikan oleh suaminya lantaran takut tidak dapat menafkahi dirinya dan memberikan kehidupan yang layak untuk anaknya setelah berpisah dari suaminya. Single mom adalah bukti nyata bahwa wanita juga mampu memikul tanggung jawab sendiri dalam mengurus dan merawat anak-anaknya.
Banyak juga wanita yang telah membagikan kisah perjuangannya sebagai seorang single mom dengan berusaha untuk bangkit dan berjuang menjalani hidup yang lebih baik dan bahagia bersama anaknya, kisah mereka menjadi inspirasi dan memotivasi para wanita di luar sana bahwa seorang wanita juga mampu berdiri di atas kakinya sendiri.[]
Ilustrasi: HaloPedeka.com
Mahasiswa Pascasarjana HKI UIN Mataram