SEKOLAH Rintisan Perempuan untuk Perubahan (La Rimpu) menggelar rapat kerja perdana untuk tahun 2024 pada Selasa (13/2/2024) malam. Kegiatan yang digelar secara daring ini langsung dihadiri oleh pimpinan Yayasan La Rimpu dan seluruh volunter serta fasilitator La Rimpu.
Pada tahun 2024 ini, La Rimpu telah menjalin kerja sama dengan UN Women dan Wahid Foundation. Kerja sama tersebut untuk melaksanakan kerja-kerja pemberdayaan perempuan, perdamaian, dan penguatan komunitas di Indonesia. Harapannya, kolaborasi tersebut merupakan bentuk komitmen civil society untuk pencegahan, penyelesaian, dan pemulihan konflik berbasis keputusan lokal.
Perlu diingat bahwa, La Rimpu telah melakukan kerja-kerja pemberdayaan perempuan tersebut sejak lima tahun lalu di beberapa daerah di Nusa Tenggara Barat, salah satunya di Kabupaten Bima. Selama lima tahun terakhir, La Rimpu telah memiliki delapan desa binaan (Desa Renda-Ngali, Dadibou-Kalampa, Nanga Wera-Wora, dan Roi-Roka) yang secara konsisten dan aktif dalam membangun agensi dan upaya perdamaian berbasis komunitas.
Dengan adanya kerja sama UN Women dan Wahid Foundation, kedepannya, kontribusi La Rimpu dalam kerja pemberdayaan perempuan ini lebih luas cakupannya dan daya jelajahnya harus sudah melampaui yang sudah dilakukannya selama ini.
Dalam sambutannya, Direktur La Rimpu, Prof. Atun Wardatun menjelaskan bagaimana kontribusi La Rimpu selama lima tahun terakhir dan harapannya ke depan bahwa La Rimpu harus lebih solid secara internal dengan meningkatkan komunikasi dan tanggung jawab pada lembaga. Selain itu, Prof. Atun Wardatun juga menyinggung beberapa pengalaman lembaga lain yang telah bekerja sama dengan UN Women dan Wahid Foundation.
“Penting untuk kita belajar pengalaman lembaga-lembaga lain. Agar bisa menjadi cambuk untuk kita, agar La Rimpu menjadi lembaga yang lebih profesional, akuntabel, dan bertanggung jawab. Kita sudah harus berpikir beyond itu semua, karena ini kesempatan dan amanah yang penting untuk kita. Makanya, harus dimaksimalkan sebaik-baiknya.” Cetus Guru Besar UIN Mataram ini.
Di hadapan dua puluhan peserta rapat tersebut, Prof. Atun Wardatun juga mengingatkan langkah-langkah teknis untuk keberhasilan agenda La Rimpu di tahun 2024 ini. Pembagian peran, modul kegiatan, dan penyediaan inventaris kantor La Rimpu menjadi perhatian penting selama rapat berlangsung. Pasalnya, berkaca dari pengalaman sebelumnya, dinamika internal dan situasi masyarakat yang dihadapi volunter La Rimpu di delapan desa binaan sangat beragam. Kondisi demikian, mengharuskan La Rimpu menyesuaikan diri dengan kondisi riil masyarakat Kabupaten Bima.
“Kita juga jangan hanya terjebak dengan modul pelatihan yang sudah ada, kita harus bisa adaptif dan mampu menerjemahkan bahasa modul tersebut dengan kondisi masyarakat kita. Oleh karenanya, penting untuk kita membedah terlebih dahulu isi dari modul tersebut dan melihat substansinya. Yang tak kalah penting juga untuk kita sesuaikan peran para volunter, jangan sampai si A bisanya ini, kita kasih tugas B misalnya. Jangan lupa juga, ya, media sosial kita harus menarik juga.” Pesannya.
Dalam rapat tersebut juga, yang menarik perhatian ialah pembahasan mengenai agensi volunter dan fasilitator La Rimpu. Isu ini menjadi menarik disebabkan salah seorang fasilitator mengungkapkan pengalamannya selama ini terlibat dalam kegiatan La Rimpu. Dalam rapat, ia menjelaskan pentingnya kapasitas dan agensi tersebut agar saat kegiatan dengan beragam stakeholders kita sudah memiliki kesiapan secara mental maupun praktiknya. Ke depan, pengembangan agensi menjadi agenda wajib dan difasilitasi oleh La Rimpu sendiri.
“Contohnya kemarin, La Rimpu menerima kunjungan dari UN Women yang berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Mau tidak mau kita harus meningkatkan kapasitas bahasa Inggris kita, dong.” Jelasnya.
Di akhir kegiatan, Pembina La Rimpu, Prof. Abdul Wahid menambahkan pentingnya membangun ekosistem lembaga yang baik. Hal itu harus tercermin dari sistem kerja yang profesional dan kantor yang memadai. “Salah satu ruangan di Kalikuma Library harus di set up dengan baik, dokumen-dokumen, dan data-data yang diperlukan harus diperhatikan baik-baik karena hal itu juga bisa mempermudah kita pada saat monitoring dan evaluasi nanti. Oiya, kebersihan kantor perlu diperhatikan agar kita bekerja dengan nyaman.” Pesannya.[]
Ilustrasi: Kalikuma Studio