Bersama La Rimpu, Wahid Foundation Gelar Program WISE Initiative di Kabupaten Bima

Wahid Foundation, organisasi nirlaba yang berfokus pada upaya penyemaian nilai-nilai perdamaian menggandeng La Rimpu (Sekolah Rintisan Perempuan untuk Perubahan) untuk menyelenggarakan program WISE (Woman Participation for Inclusive Society) Initiative di Kabupaten Bima.

Program tersebut merupakan salah satu corong untuk mempromosikan perdamaian dan nilai-nilai inklusivitas masyarakat. Selain itu, program ini menitikberatkan peran perempuan sebagai aktor perdamaian di tingkat lokal (akar rumput) dengan saling berdialog dan membuka ruang perjumpaan.

Direktur La Rimpu dan Perwakilan Wahid Foundation bersilaturahmi dengan Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri (Tengah)

Selama dua hari, 23-24 Februari 2024 ini, perwakilan Wahid Foundation hadir di Bima untuk menyelenggarakan workshop bersama La Rimpu bertempat Kalikuma Library, Kota Bima. Workshop ini membahas teknis pelaksanaan, peran kelembagaan La Rimpu-Wahid Foundation, dan berbagai persiapan lain yang dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan.

Rencananya, kegiatan WISE Initiative ini akan dilaksanakan kurang lebih selama tiga belas bulan ke depan, kick off, Januari 2024- Juni 2025 di beberapa desa di Kabupaten Bima. Desa-desa yang akan menjadi sasaran kegiatan merupakan desa yang sudah di-assessment dan secara umum mendukung untuk pelaksanaan program tersebut (Desa Renda, Kalampa, Dadibou, Roka, dan Desa Penapali). Kecuali Desa Penapali, ke empat desa lain merupakan desa yang lima tahun terakhir ini La Rimpu dampingi.

“Secara umum, program ini memiliki beberapa output yang ingin dicapai. Pertama, penguatan kapasitas perempuan. Kedua, transfer pengetahuan. Ketiga, keterlibatan kaum muda desa. Nanti, harapannya akan tercipta desa damai yang menjadi percontohan.” Jelas Fanani, perwakilan Wahid Foundation saat memberikan pengantar workshop.

Terciptanya desa damai, seperti yang diharapkan Wahid Foundation di atas, menyasar pada penguatan ekonomi perempuan dan penguatan agensi perempuan. Hal ini sangat beralasan, sebab banyak perempuan termarjinalkan dan mengalami diskriminasi disebabkan faktor ekonomi. “Nah, jika ekonominya kuat, bisa kita geser untuk membicarakan kapasitas, perdamaian, dan kebijakan yang berperspektif perempuan.” Terang Ulis dari Wahid Foundation.

Baca Juga  Alamtara Institute dan La Rimpu Ikut Ambil Bagian dalam Festival Teka Tambora 2022

Dari pihak La Rimpu hadir membersamai yakni Prof. Atun Wardatun dan beberapa pengurus lainnya. Dalam sambutannya, Prof. Atun Wardatun menjelaskan bahwa selama ini La Rimpu berkiprah di Bima merupakan hasil usaha bersama. La Rimpu menganggap bahwa Wahid Foundation menjadi kakak asuh bagi La Rimpu untuk belajar soal toleransi, manajerial, dan kerja-kerja pembangunan masyarakat. Tentunya, hal itu menjadi pengalaman baru bagi La Rimpu dan bisa membawa manfaat bersama.

Workshop La Rimpu dan Wahid Foundation di Kalikuma Library, Kota Bima

“Ini pekerjaan ideologis! Dalam ungkapan bahasa Bima-nya itu toho mpa ra ndai sura dou labo dana. Dan La Rimpu akan terus mendampingi Bima.” Ungkap Direktur La Rimpu  ini.

Program WISE Initiative sangat memperhatikan nilai-nilai lokalitas. Oleh karena itu, program ini bergerak di akar rumput dan berupaya menyemai masyarakat desa. Inisiatif seperti ini, harus berangkat dari unit terkecil masyarakat. Memberdayakan dan saling menguatkan. Peran kaum muda dalam mengembangkan nilai-nilai damai juga menjadi salah satu leading sector yang banyak memberikan dampak positif.

“Bima seperti tak habis-habis soal kearifan lokal, misalnya ada tradisi doa dana. Tinggal kita menyuntikkan nilai-nilai baru dan semangat baru untuk hal itu. Jadi ada dua dampak yang bisa dapatkan, kearifan lokal tetap terjaga dan nilai-nilai baru yang lebih modern bisa juga kita suntikan sesuai dengan zamannya.” Lanjut Prof. Atun Wardatun.

Di akhir workshop, pembahasan lebih mengerucut pada hal-hal teknis berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dan teknis monitoring dan evaluasi kegiatan. Tak terkecuali juga hal-hal yang terjadi di luar dugaan selama program berlangsung. “Sebab, pengalaman kami selama ini, terkadang ada resistensi dari masyarakat, namun dengan upaya dialog bisa terselesaikan. Masalahnya, bisa juga memakan waktu selama program.” Tanya perwakilan La Rimpu.

Baca Juga  Cerita dari Belakang Dinding Kelas (2-Habis)

Dalam hal ini, Wahid Foundation akan terus berupaya memantau dan berkomunikasi dengan La Rimpu. Hal-hal yang menjadi teknis di lapangan dan bagaimana komunikasi kegiatannya diserahkan pada La Rimpu yang lebih mengetahui Bima.

Workshop tersebut ditutup dengan penandatanganan MoU antara Wahid Foundation-La Rimpu untuk jalannya program tersebut.[]

 

Ilustrasi: Kalikuma Studio

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *