DALAM menyambut kehadiran bulan Ramadan tahun 1445 H ini, saya mendengarkan ceramah sang kiai menyampaikan tema terkait bulan Ramadan. Beliau mengatakan bahwa orang-orang yang sudah meninggal dunia saja, meminta kepada Tuhan agar dikembalikan lagi ke dunia untuk berbuat amal saleh. Orang kafir berkata: ya Tuhanku, kembalikanlah aku ke dunia untuk berbuat amal saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. (Qs. al-Mukminun: 99-100)
“Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah Aku (ke dunia). Agar Aku berbuat amal yang saleh terhadap yang Telah Aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan”.
Namun permintaan mereka itu sia-sia belaka karena mereka sudah berada di alam barzakh yang sudah tidak bisa lagi kembali ke alam dunia. Sang kiai mengingatkan bahwa orang yang sudah meninggal, merasakan bagaimana siksaan yang dialaminya dalam kubur, mereka merengek-rengek kepada Tuhan agar dikembalikan lagi ke dunia dalam rangka beramal saleh namun permintaan mereka sia-sia belaka.
Orang-orang yang beriman dalam kuburan, juga merasa menyesal karena tidak maksimal dalam berbuat baik. Jika seandainya mereka mengetahui dahulu di dunia bahwa pahala kebaikan itu sangat bermanfaat untuk kehidupan di alam barzakh dan alam akhirat, maka mereka akan melakukan kebaikan dengan berlipat ganda dan meninggalkan segala perbuatan dosa.
Jikalau di dunia dahulu aku menjalankan semua perintah Tuhan dan menjauhi segala larangannya dengan sungguh-sungguh, tidak menunda-nunda berbuat kebajikan, bersedekah sebanyak-banyaknya, beramal saleh sebanyak-banyaknya, alangkah bertambah-tambahnya kenikmatan yang ku peroleh, begitu kira-kira harap mereka, namun harapan itu hanya ilusi yang tidak akan pernah terlaksana.
Oleh karena itu, pada bulan Ramadan yang penuh berkah, rahmat dan ampunan ini, sang kiai mengajak kepada jamaah untuk memperbanyak amal kebajikan, memperbanyak sedekah, memperbanyak baca al-Qur’an, memperbanyak zikir dan amal-amal kebaikan lainnya, karena amal kebajikan pada bulan ini, dilipat gandakan pahalanya daripada beramal di luar Ramadan.
sang kiai menganjurkan untuk meraih sebanyak-banyaknya pahala yang diberikan oleh Tuhan pada bulan ini. Karena hasilnya nanti akan menjadi bekal kehidupan akhirat kelak nan abadi selama-lamanya.
Rasulullah saw menyampaikan bahwa “jika umatku tahu nilai yang ada dalam bulan Ramadan, maka pasti mereka berharap seluruh bulan menjadi bulan Ramadan”.
Rasulullah saw juga bersabda, “Dalam bulan biasa, pahala setiap kebajikan dilipatgandakan 10 kali lipat, namun dalam bulan Ramadhan pahala amalan wajib dilipatgandakan 70 kali lipat dan amalan yang sunah disamakan dengan pahala amalan wajib di luar Ramadhan.” (HR Muslim)
Salat fardhu di bulan Ramadan dilipat gandakan pahalanya menjadi 70 kali lipat. Sementara Salat sunnah sama pahalanya dengan salat fardhu di bulan lain. Artinya salat sunnah mendapatkan pahala 10 kali lipat di bulan Ramadan. Salat sunnah qabliyah subuh saja, menurut hadis Nabi saw yang lain, sama dengan dunia seisinya.
Jika seandainya kita meyakini janji Tuhan ini seyakin-yakinnya, maka kita tidak akan rela melewatkan waktu detik demi detik kecuali untuk berbuat kebaikan. Oleh karenanya, sang kiai menganjurkan untuk meraih sebanyak-banyaknya pahala yang diberikan oleh Tuhan pada bulan ini. Karena hasilnya nanti akan menjadi bekal kehidupan akhirat kelak nan abadi selama-lamanya.
Terkait dengan tingkatan pahala salat ini, sang kiai menyinggung juga tempat-tempat yang memiliki nilai pahala lebih. Sang kiai menginformasikan bahwa salat di Masjidil Haram Makkah sama pahalanya dengan seratus ribu kali salat di masjid yang lain.
Salat di Masjid Nabawi Madinah sama dengan seribu kali sholat di masjid lainnya. Salat di Masjidil Aqsho Palestina sama dengan dua ratus lipa puluh kali salat di masjid lainnya, karena dalam hadis disebutkan bahwa sekali salat di Masjidil Haram sama dengan empat kali salat di Masjidil Aqsho.
Nabi Saw. bersabda: Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Harom. Shalat di Masjidil Harom lebih utama daripada 100.000 shalat di masjid lainnya. (HR. Ahmad 3/343 dan Ibnu Majah no. 1406, dari Jabir bin Abdillah. Lihat Shahih At Targhib wa At Tarhib no. 1173.)
Tinggal hitung sendiri berapa banyak pahala diperoleh jikalau amalan-amalan tersebut dikerjakan pada bulan Ramadan. Alangkah berlipatgandanya bukan? Untuk itu, sang kiai memberi ijazah, agar bisa cepat berangkat menunaikan ibadah haji atau umrah, beliau menyarankan supaya rajin-rajin membaca surat Yaasiin, surat al-Waqiah, surat ar-Rahman, Tabaarak, kalau masih belum bisa berangkat juga, sang kiai menganjurkan untuk menggunakan surat tanah. Penjelasannya ini disambur gerrrr oleh para jamaah salat subuh. Wallahualam.[]
Ilustrasi: Kalikuma Studio
Ketua Prodi Hukum Ekonomi Syariah UIN Mataram dan Pengkaji Islam dan Budaya Lokal.