Krisis ekonomi yang berkepanjangan dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk dalam konteks keluarga. Ketika ekonomi goyah, tidak sedikit pasangan merasakan tekanan yang begitu berat sampai kemudian karena ekonomi begitu sulit mereka memilih perceraian sebagai jalan keluarnya. Keputusan untuk bercerai bukan suatu hal yang ringan, khususnya bila dirujuk kepada perspektif Hukum Keluarga Islam. Namun nyatanya masalah ekonomi bisa menjadi salah satu penyebab retaknya hubungan keluarga.
Ekonomi Sebagai Faktor Utama dalam Konflik Rumah Tangga
Ada sebuah ungkapan yang mengatakan “bukan uang yang penting, tapi kebersamaan. Namun, nyatanya, kondisi finansial yang stabil menjadi salah satu fondasi bagi keluarga. Dalam keadaan ekonomi yang sulit, pekerjaan hilang, utak menumpuk dan biaya hidup yang tinggi bisa saja membuat setiap orang tertekan.
Fakta lapangan menunjukkan bahwa ekonomi sering kali menjadi penyebab utama perceraian. Bukan saja materi, tetapi stres yang ditimbulkan. Ketika pasangan suami istri berada dalam krisis ekonomi, konflik bisa saja terjadi.
Dalam Islam, perceraian memang diperbolehkan, tetapi sebagai solusi akhir. Ajaran Islam menekankan bahwa sebaiknya pasangan suami istri mencari terlebih dahulu solusi dan tetap saling mendukung di situasi yang sulit dan mungkin juga mencari solusi kepada keluarga.
Namun, jika masalah ekonomi menjadi penyebab hancur Ikatan rumah tangga, Islam memberikan jalan perceraian dengan proses yang baik. Dalam beberapa kitab fikih, disebutkan bahwa istri punya hak untuk meminta cerai jika suaminya tidak mampu menafkahinya secara layak, meskipun proses tersebut disarankan melalui proses musyarawah dan mediasi. Sehingga, walau kemudian faktor ekonomi bukan alasan yang ringan, Islam memahami bahwa ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar bisa menjadi alasan untuk bercerai.
Tekanan Sosial dan Harapan Terhadap Pasangan
Ternyata tidak hanya tekanan ekonomi, pasangan yang mengalami masalah finansial sering kali merasa juga tertekan secara sosial. Harapaan bahwa suami harus menjadi pencari nafkah utama, bisa jadi beban laki-laki yang kehilangan pekerjaan. Di satu sisi, istri merasakan tekanan karena adanya ekspektasi untuk membant ekonomi keluarga walau ia juga mengalami kesulitan.
Pada masyarakat perceraian masih dianggap tabu namun didapat yang bersamaan, keluarga yang berada di bawah tekanan ekonomi sering kali tidak mendapatkan dukungan yang memandai. Pada akhirnya pasangan yang tidak mendapat dukungan ini lebih rentan untuk bercerai, walau bukan keinginan keduany, tetapi karena merasa tidak ada pilihan lain.
Lantas Bagiamana Cara Meminamalisir Perceraian?
1. Pendidikan KeuanganMeningkatkan pemahaman tentang manajemen keuangan rumah tangga menurutprinsip-prinsip Islam sangat penting. Ini termasuk belajar untuk berhemat, menghindari utang yang tidak perlu, dan berbagi tanggung jawab dalam pengelolaan keuangan.
2. Komunikasi yang Baik
Pasangan perlu membangun komunikasi yang efektif untuk mendiskusikan masalah keuangan secara terbuka dan mencari solusi bersama.
3. Dukungan dari Komunitas
Masyarakat juga memiliki peran penting dalam mendukung keluarga-keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi melalui program-program bantuan atau dukungan sosial lainnya. Krisis ekonomi memiliki dampak yang signifikan terhadap keputusan perceraian dalam hukum keluarga Islam. Faktor-faktor seperti keterbatasan pendapatan, kesulitan finansial, dan kurangnya kerja sama antara suami istri sangat mempengaruhi dinamika keluarga.
Oleh karena itu, penting bagi pasangan untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang manajemen keuangan serta membangun komunikasi yang baik untuk mengurangi risiko perceraian di masa krisis ekonomi. Melalui pendekatan yang berbasis pada nilai-nilai Islam dan dukungan komunitas, diharapkan ketahanan keluarga dapat terjaga meskipun dalam situasi sulit sekalipun.
Krisis ekonomi memang bisa menjadi badai yang mengancam keutuhan keluarga. Namun, Islam mengajarkan kita untuk tidak menyerah pada keadaan. Perceraian mungkin bisa jadi solusi bagi sebagian pasangan, tapi ada banyak cara lain yang bisa dicoba sebelum sampai pada titik itu.
Dalam masa-masa sulit, penting bagi kita semua untuk memperkuat rasa saling dukung, baik di dalam keluarga maupun komunitas. Di sini, peran keluarga besar dan dukungan sosial juga sangat penting untuk mencegah perceraian. Jika kita bisa bersama-sama menghadapi krisis ekonomi, mungkin badai ini pun bisa kita lewati tanpa harus mengorbankan ikatan suci pernikahan.
Bacaan:
https://e-jurnal.iainsorong.ac.id/index.php/Tasamuh/article/view/686
Krisis Ekonomi Dalam Perspektif Islam Refleksi Krisis Tahun Ramadah Pada Era Umar Bin Khathab- IAIN Langsa Journal.
https://www.prudentialsyariah.co.id/id/pulse/article/manajemen-keuangan-rumah-tangga-menurut-islam/.
Ilustrasi: Kalikuma Studio
Mahasiswa Pascasarjana UIN Mataram