Dia Ayahku

Pukul 12.30 WIB, bel sekolah berbunyi. Kelas XII berhamburan, berlari kecil menuju pintu ke luar masuk. Seorang anak tinggi semampai itu nampak tertawa bersama teman yang dikenal satu geng dengannya.

Dia bernama Devita Maharani, teman-temannya mengenal dia sebagai anak tunggal seorang pemilik perusahaan besar di kota itu. Mamanya, merupakan anggota sosialita “The Angel”. Perkumpulan ibu-ibu pejabat dan pengusaha kaya. Orang tuanya sibuk, bahkan, saat ia dirawat di rumah sakit sebulan yang lalu, hanya Bi Iyan dan Pak Khairul yang merawatnya. Tiap ditanya teman-temannya yang menjenguk, dia hanya menjawab orang tuanya sedang di luar negeri. Jelas hal ini, membuat Bi Iyan dan Pak Khairul sedih. Tapi tak banyak yang bisa mereka lakukan.

Dari kejauhan tampak mobil jemputan Devita memasuki perantara parkir sekolah. Ia berpamitan dan langsung naik mobil. “Dev, besok-besok Abah tidak lagi menjemput.  Hari ini terakhir Abah bekerja menjadi supir Pak Marzuki ” suasana di mobil sepi, tak ada sedikitpun tanda-tanda akan ada jawaban dari Devi. Legam, selegam jalanan ibu kota siang itu.

Ilustrasi: Lukisan Goenawan Mohamad

Baca Juga  Kursi Rapuh

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *