Bagasi untuk Pulang ke Rumah Keabadian

Mungkin  kita memiliki pengalaman yang sama terkait dengan musafir atau bepergian ke luar kota. Kita membeli banyak oleh-oleh  atau barang-barang berharga yang akan kita bawa pulang. Begitu oleh-oleh telah kita dapatkan, mulailah kita kemas dan kita pak menjadi beberapa bungkus.

Terbayanglah betapa repot dan sibuknya kita untuk menenteng sendiri bungkusan oleh-oleh dan barang berharga yang begitu banyak. Sementara kita harus memastikan bahwa semua barang berharga itu harus terbawa dan tidak rela bila tertinggal atau hilang, dia harus sampai di rumah dengan aman dan dalam keadaan terjaga dengan rapi, namun kita pasti tidak mau repot menentengnya sendiri di terminal atau di Airport.

Untuk menjamin barang-barang berharga itu aman dan tidak merepotkan kita sendiri dalam menentengnya, maka lebih aman rasanya apabila barang-barang tersebut dimasukkan ke dalam bagasi. Perjalanan menjadi ringan, tidak ada barang yang menjadi beban dalam perjalanan, semuanya sudah kita titipkan di bagasi, tinggal kita menerimanya di ujung perjalanan di terminal atau bandara tujuan, dan tentu barang-barang tersebut benar-benar terjaga dalam kedaan aman dan rapi.

Apa yang kita alami dalam perjalanan musafir ke luar kota yang terurai di atas, adalah gambaran perjalanan hidup kita di atas bumi ini. Kata Rasul saw, bahwa hidup di dunia ini seperti seorang musafir yang stay sejenak untuk membeli barang berharga sebagai oleh-oleh yang akan kita bawa pulang.

Sebagaimana bermusafir ke luar kota, maka sebelum tiba waktu kepulangan ke rumah keabadian, sebaiknya kita bagasikan seluruh barang-barang berharga yang kita dapatkan dengan susah payah dalam hidup ini, janganlah kita tenteng sendiri, karena akan sangat merepotkan dan sangat menyusahkan. Perjalanan pulang itu harus nyaman, tidak terbebani dengan barang bawaan yang merepotkan.

Jika dalam kepulangan dari perjalanan kita bermusafir ke luar kota, seluruh barang-barang berharga kita bagasikan untuk menjamin dia aman sampai rumah, maka demikian juga dengan penghasilan yang kita dapatkan sebagai buah kerja keras, untuk kita bawa pulang ke rumah keabadian, perlu kita bagasikan untuk kita terima nanti.

Baca Juga  Ketika Muhammad Bertamu ke Rumah Kita

Kantong-kantong bagasi untuk menitip barang-barang berharga itu sungguh sangat banyak Tuhan siapkan, tinggal kita memilih untuk menitipnya pada loker bagasi yang mana, dan semua loker itu menjamin keamanan seluruh barang bagasi kita.

Ada bagasi yang disiapkan Tuhan di masjid dan musala, titiplah sebagian dari hasil jerih payah pada bagasi yang dikemas dalam bentuk loker pembangunan atau loker operasional masjid dan musala. Agar hasil jerih payah kita selama ini tidak berceceran tanpa nilai.

Ada juga bagasi yang bernama Panti Asuhan dan Asuhan Keluarga, titiplah sebagaian upah yang kita terima dari kerja keras pada bagasi dengan loker anak yatim, orang tua jompo, dan anak tidak berada, agar upah-upah itu tidak berserakan pada tempat-tempat yang tidak aman.

Ada pula bagasi yang bernama madrasah dan sekolah, titiplah sebagian dari insentif yang diterima dari hasil keringat untuk membiayai proses jihad di medan ilmu pengetahuan, agar insentif itu tidak raib bersama angan-angan yang menipu.

Kemudian ada bagasi yang disediakan Tuhan di pinggir-pinggir jalan, loker yang bakal menyambung hidup anak-anak terlantar di jalanan, maka titiplah sebagian kecil bingkisan pendapatan dari hasil karya yang menghabiskan waktu dan tenaga kita selama ini.  

Selanjutnya ada bagasi yang Tuhan titip di rumah sakit, titiplah oleh-oleh untuk rumah keabadian pada loker bagasi yang bernama bangsal rawat inap, untuk sekadar berbagi rasa dan kepedulian pada saudara kita yang menderita.

Dan masih banyak loker-loker bagasi yang Tuhan sediakan di sekitaran kita, agar kita tidak membawa beban berat tatkala melangkah pulang menuju rumah keabadian. Dan semua loker bagasi yang kita pilih, akan membawakan seluruh barang bawaan kita ke lokasi akhir dari perjalanan panjang hidup kita. Barang-barang itu akan kita terima tanpa pengurangan dan tanpa cacat sedikit pun.

Baca Juga  Pintu yang Tidak Pernah Terkunci

Tuhan di dalam Surah An Nisa ayat 124 telah menjamin keamanan seluruh isi bagasi kita, “Wa may ya’mal minaṣ-ṣāliḥāti min żakarin au unṡā wa huwa mu`minun fa ulā`ika yadkhulụnal-jannata wa lā yuẓlamụna naqīrā”. Dan barang siapa mengerjakan amal kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan sedang dia beriman, maka mereka itu akan masuk ke dalam surga dan mereka tidak dizalimi sedikit pun.

Nabi saw dalam memahamkan ayat di atas, beliau memberi i’tibar, dalam satu kisah bahwa Rasulullah saw berkata ketika sakit menjelang akan meninggal, beliau bertanya, “Wahai Aisyah, adakah hartaku yang masih engkau simpan?” Jawab Aisyah, “Ada padaku beberapa keping emas”. Lalu Aisyah menghadirkan emas tersebut, sekitar lima sampai tujuh keping. Maka, Nabi pun membolak-balikkan kepingan emas tersebut dengan tangannya dan beliau berkata, “Apa jawabanku di hadapan  Tuhan nanti tatkala bertemu dengan-Nya?, sementara emas-emas ini masih ada padaku? Wahai Aisyah, sedekahkanlah emas ini!“.

Kisah singkat di atas memberikan contoh, bahwa Nabi pulang ke rumah keabadian tidak membawa harta sedikit pun yang didapatkan selama hidupnya, tetapi seluruhnya dititip pada bagasi yang Tuhan sediakan, termasuk beberapa keping emas miliknya dibagasikan dalam loker sedekah.         

2 komentar untuk “Bagasi untuk Pulang ke Rumah Keabadian”

  1. Abdul wahid S.PdI ( Maluk sumbawa barat)

    Terimakasih …pak Doktor atas pencerahannya kepada kami…kami berharap semoga pak doktor terus memuat tulisan spertiini karena trustrang dan skaligus kami mohon izin kepada pak doktor kami menggunakan tusan pk doktor sebagai materi khutbah ato bahan kajian sederhana di majlis taklim kami…skali lagi kami trimakasi smoga nenjadi amal jariah pak doktor dan kami sbagai penyambung dari tulisan pak doktor..

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *