Menyoal Keramahan Keluarga Pengganti

SEIRING dengan perkembangan zaman yang dibarengi kemajuan teknologi, membuat perubahan terjadi hampir di semua lini kehidupan. Kali ini kita mencoba secara khusus merespon perubahan berupa gejala yang terjadi dalam kaitan dengan mencari dan menemukan kenyamanan, ketenteraman, dan ketenangan rasa di dalam keluarga.

Gejala yang sangat terasa saat ini adalah pada beberapa anggota keluarga merasa betapa keberadaan keluarga pengganti lebih ramah dibanding nuansa keluarga inti.

Saat ini kita sering mendengar atau bahkan melihat bagaimana orang-orang, baik di kalangan kaum dewasa maupun remaja lebih senang mencari kedamaian bersama orang lain ketimbang bersama saudara, famili, dan orang tuanya sendiri.

Baca juga: Bagasi untuk Pulang ke Rumah Keabadian

Mencari kedamaian di rumah orang lain atau bahkan di tempat kerja dan di tempat-tempat umum lainnya, seakan-akan kedamaian itu sudah tidak ada di tengah-tengah keluarganya dan sudah tidak ditemukan di dalam rumahnya sendiri.

Banyak pula kita dengar dan saksikan orang-orang mencari dan menemukan ketenangan di tengah-tengah kehidupan teman-teman, sahabat, dan kelompok-kelompoknya dibanding di tengah-tengah keluarganya sendiri. Bayangan ketenangan itu adanya hanya di luar rumah, hanya ada di rumah temannya, di rumah sahabatnya, di tempat-tempat perkumpulan dan nongkrong, seakan-akan ketenangan itu sudah tidak ditemukan lagi di bilik dinding kamar rumahnya.

Keramaian yang menjadi hiburan hati dicarinya di tengah-tengah komunitas sebaya dan sehobinya, karena keramaian dan gelak  tawa keluarga dirasakan tidak mampu meramaikan rasa di dalam hatinya, di tengah gelak tawa keluarga selalu terbayang riuh renyah suasana komunitas teman-temannya.

Lorong-lorong rumah yang dulunya terasa ramai oleh permainan dan canda orang tua, kakak, dan adiknya, kini menjadi terasa sepi, keramaian itu hanya ada di ruang sempit rumah teman dan sahabatnya, di bilik sempit tempat komunitasnya berkumpul.

Jati diri yang selama ini dibentuk di tengah komunitas keluarga, kini ditemukan berada di tengah komunitas pergaulannya. Banyak di antara kita-kita yang tidak mengenal dan merasa tidak menjadi diri kita sendiri di antara kerumunan dan pergumulan keluarga, atau merasa tidak unggul di tengah keunggulan keluarga. Dirinya merasa lebih ada dan lebih eksis jika berkumpul bersama teman-teman dan sahabatnya.

Di rumahnya sendiri terasa sudah tidak ada ruang untuk unggul, tidak ada bilik untuk berkarya, tidak ada lorong untuk memperlihatkan diri. Ruang, bilik, dan lorong jati diri itu hanya ada di rumah teman dan sahabatnya, di tempat-tempat komunitasnya ngumpul.

Jadi kedamaian, ketenangan, keramaian, dan jati diri hanya ada di tengah keluarga pengganti, yakni di tengah-tengah teman dan sahabat, di tengah-tengah komunitas kantor dan tempat kerja, di ruang-ruang fasilitas umum, dan di tengah-tengah komunitas nongkrong.

Baca juga: Bagaimana Meyakini Tuhan Tanpa Batas Ruang dan Waktu?

Baca Juga  Pesan Khutbah Idul Fitri: Jangan Masuk Surga Sendirian*)

Melihat gejala yang nampak saat ini, maka penting untuk kita pikirkan bersama bagaimana agar pembinaan dan pengelolaan keluarga inti dan situasi rumah yang kita huni, senantiasa dalam suasana cinta, damai, tenang, ramai, dan menyiapkan fasilitas untuk menemukan jati diri bagi anak cucu.

Kondisi inilah yang Nabi untai dengan indah melalui sabdanya yang singkat tetapi sarat makna, “Baity jannaty”. Rumahku adalah surga bagiku.

Kalimat indah ini pastinya teruntai bukan karena bangunan fisik rumah yang indah dan mewah, akan tetapi nuansa dan suasana yang diciptakan di dalam rumah itu bagai berada di dalam surga, ada kedamaian di dalamnya, ada ketenangan dalam suasananya, ada keramaian dalam pergaulan keluarga, dan ada pengakuan jati diri bagi seluruh anggota keluarga.

Dalam beberapa petuah, Nabi menyampaikan bahwa untuk membuat keluarga inti itu lebih penting dibanding keluarga pengganti, haruslah diingat bahwa rumah yang kita diami tidak sama dengan rumah makhluk yang lain. Rumah makhluk selain manusia hanya digunakan untuk makan dan tidur, maka jika rumah yang kita bina hanya kita gunakan untuk makan dan tidur atau istirahat saja, maka tidak ada bedanya dengan kandang atau sangkar.

Nabi mencontohkan bagaimana membuat rumah beliau selalu diterangi bacaan al-Qur’an, sehingga suasananya mendamaikan dan menenangkan, Nabi menghidupkan aura di setiap ruang dan sudut rumahnya dengan aktivitas bangun malam untuk bermunajat kepada Tuhan, sehingga rumahnya  terasa ramai dan nyaman didiami, kemudian Nabi memperindah nuansa rumahnya dengan sikap dan perilaku yang penuh dengan cinta, kasih sayang, dialog, dan suasana rukun.

Baca juga: Potensi Kekerasan yang Bernama Kelembutan

Ala kulli hal, marilah kita berkreasi, berkarya, dan berinovasi sebaik dan seindah mungkin dalam pengasuhan di tengah keluarga inti dan di dalam rumah sendiri, kita jangan abai dengan gejala yang terjadi saat ini, di mana anggota keluarga lebih memilih berkhidmat pada keluarga pengganti ketimbang keluarga inti.

Baca Juga  Sikap Tuhan Kepada Hamba yang Melampaui Batas

Ingatlah bahwa rumah yang kita bina adalah bukan hanya bangunan fisik yang mempunyai fungsi sebagai tempat tinggal dan berkumpul suatu keluarga. Akan tetapi lebih dari itu, bahwa rumah itu di samping sebagai wadah bagi seluruh anggota keluarga untuk berdiam dan melakukan aktivitas yang menjadi rutinitas sehari-hari, juga ia menjadi sumber kedamaian, inspirasi, dan energi bagi penghuninya.

Mari kita terjemahkan firman Tuhan dalam wujud nyata di dalam rumah masing-masing, “Wallāhu ja’ala lakum mim buyutikum sakana”. Tuhan menjadikan untuk kamu rumah-rumah sebagai tempat ketenangan.” (QS an-Nahl : 80).[]

1 komentar untuk “Menyoal Keramahan Keluarga Pengganti”

  1. Bismillah…
    Astagfirullahal adzim…..laahaulawalaa quwwata illabilla hil aliiyyil adzim 🤲
    Hidangan subuh sebgai pengingat diri, MasyaaAllah ….”Baity Jannaty”adalah impian dan harapan kami semua, dimana rumah adalah tempat kembali yang paling dirindukan dengan kedamaiannya,semangatnya, motivasi dari setiap tingkah laku dan ucapan2 yg menentramkan hati….,,swmoga Allah mudahkan…aamiin 😇
    Barakallah ayahanda…atas inspirasi pagi ini, semoga sehat selalu dan selalu dlm keberkahan….🤲🙏🙏🙏

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *