Fokus Kepada Diri Sendiri

SETIAP orang tentu ingin menjadi lebih baik dalam etape kehidupan yang dijalaninya, entah dalam kehidupan sosial, dalam praktik agama, maupun dalam pekerjaan yang ia tekuni. Menjadi lebih baik bisa dikatakan impian dan obsesi bagi semua orang, dan memang demikian seharusnya, bahwa perubahan demi perubahan yang kita alami dalam hidup ini harus mengarah kepada yang lebih baik.

Menjadi lebih baik sesungguhnya bukanlah perkara yang sulit, hanya saja kita sering terikat oleh kebiasaan yang kadang tidak kita sadari dapat menjadi penghalang untuk dapat berubah menjadi lebih baik.

Baca juga: Menjadi Diri Sendiri

Salah satu kebiasaan dari kita adalah mengarahkan fokus perhatian kepada sesuatu di luar diri dan sesuatu yang tidak penting, sehingga diri ini terabaikan dan sesuatu yang tidak penting menjadi prioritas.

Kita sering lebih fokus memperhatikan orang-orang di sekitar kita, fokus menilai dan memantau orang-orang, fokus menghakimi perilaku, perangai, dan sikap orang-orang, fokus menelusuri jejak kehidupan orang, fokus pada menelusuri kebiasaan-kebiasaan orang, dan bahkan kadang fokus mencari latar perolehan keberhasilan orang lain.

Maka jika ingin mengubah hidup menjadi lebih baik, itu artinya kita perlu untuk mengubah pandangan, mengubah paradigma, dan mengubah kebiasaan sehari-hari. Kebiasaan itu merupakan perilaku keseharian yang lambat laun akan melekat pada diri yang akhirnya dilakukan tanpa perlu berpikir dan menimbang untuk melakukannya.

Satu kebiasaan kenabian yang penting kita tanamkan dalam diri kita untuk menjadi seorang yang lebih baik dari waktu ke waktu adalah fokus pada diri sendiri dan fokus pada sesuatu yang penting.

Dalam segala aktivitas kehidupan pada ranah apa saja dan pada posisi di mana saja, sedapat mungkin kita harus fokus pada diri kita. Boleh saja mengamati dan membaca orang lain, akan tetapi porsinya harus lebih kecil daripada porsi membaca diri sendiri.

Baca Juga  Bermaksiat dalam Hening

Selama ini kita lebih nyaman membaca orang-orang yang ada di depan kita, orang-orang yang ada di dalam khayalan kita, dan orang-orang yang ada di tengah-tengah profesi yang sedang kita jalankan, sehingga perubahan yang kita capai bukan menjadi lebih baik, akan tetapi timbul hasrat membanding-bandingkan, timbul keinginan menyaingi, muncul kemauan membuli, dan akhirnya muncul naluri-naluri yang tak sehat lainnya.

Baca juga: Merasa Diri Lebih Baik

Demikian pula dengan sesuatu yang ada di sekitar kita, yang ada di sekitar profesi kita, yang ada di tengah kesibukan kita, yang ada di tengah-tengah aktivitas sosial keagamaan kita, terlalu banyak titik poin yang kita amati dengan serius tanpa melihat sisi prioritas, tanpa menimbang sisi penting dan tidak penting. Bahasa mileniealnya, kita terlalu resek, terlalu kepo, dan terlalu usil terhadap hal-hal yang kadang tidak penting.

Dengan berusaha untuk fokus pada diri sendiri, paling tidak ada hal-hal positif yang akan muncul dari dalam diri untuk diri kita sendiri, antara lain, akan lebih mudah untuk mengenal diri sendiri secara mendalam, mengenal karakter, mengenal bakat, mengenal kelemahan, mengenal kapasitas, dan mengenal kemampuan diri.

Dengan fokus membaca diri, kita akan mengetahui banyak hal tentang diri sendiri, sehingga akan lebih mudah menemukan solusi-solusi yang tepat dari apa yang selama ini kita rasakan sulit, solusi yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan diri kita sendiri.

Kemudian dengan fokus membaca diri, kita akan mampu merancang capaian-capaian positif dalam etape kehidupan kita. Bagaimana mungkin kita dapat merencanakan sesuatu yang indah untuk diri kita sendiri, sementara kita lebih fokus kepada orang-orang di luar diri kita.

Fokus pada diri sendiri akan membantu diri kita untuk membuat planning yang akan menjadikan aksi dan gagasan dalam hidup kita lebih terarah dan lebih jelas untuk keberuntungan diri kita.

Baca Juga  Masih Belum Terlambat

Selanjutnya, fokus kepada diri akan mengetahui potensi di dalam diri kita sendiri. Umumnya seseorang yang berfokus pada orang lain tidak akan sadar bahwa dirinya sesungguhnya memiliki potensi yang memadai dan sangat bagus.

Akan tetapi potensi itu menjadi tak nampak disebabkan oleh sedikitnya perhatian kita kepada diri kita sendiri, sehingga banyak hal yang tidak terbaca dari diri ini, banyak hal yang tidak kita ketahui dari diri kita sendiri.

Pada akhirnya, dengan fokus kepada diri sendiri akan mudah bagi kita untuk merumuskan tujuan hidup yang jelas. Kita akan memiliki tujuan hidup yang bisa kita capai dengan mudah  tepat pada waktunya, karena berangkat dari kemampuan memahami diri kita sendiri.

Sebagai catatan akhir, fokus pada diri sendiri akan mengantarkan kita menjadi pribadi yang lebih baik dalam etape kehidupan yang kita jalani, sebaliknya fokus kepada orang-orang di luar diri kita akan mengasah kemampuan membanding diri dengan orang lain, sehingga melahirkan kepribadian merasa diri paling baik.

Yakunul abdu taqiyan hatta yuhasiba nafsahu kama yuhasibu syarikahu”. Hamba tidak dikatakan bertakwa hingga dia mengoreksi dirinya sebagaimana dia mengoreksi rekannya” [HR. Tirmidzi].

Merasa diri paling baik dalam aktivitas dan arena apa saja, dalam komunitas dan posisi di mana saja, dan dalam nuansa yang bagaimana saja, akan membuat diri ini lelah. Maka jangan pernah merasa diri paling baik, tetapi berusahalah untuk menjadi lebih baik.[]

 

1 komentar untuk “Fokus Kepada Diri Sendiri”

  1. Alhamdulillah, selalu bersyukur karena goresan tinta yg menjelma sebagai tulisan indah selalu membersamai.
    Fokus kepada diri sendiri tanpa mengusik orang lain itu harus dan akan jauh lebih baik dari pada sllu menggunjingkan dan sibuk dengan urusan orang lain , ,,setuju banged dengan statement ini 👍👍👍

    Terus selalu berusaha dan takkan pernah berhenti untuk memperbaiki diri ,,memperbaiki kualitas diri agar lebih baik lagii…aamiin Allahumma aamiin🤲
    Mhon doanya ayahanda,,
    Semoga disana ayahanda dlm keadaan sehat, bahagia penuh keberkahan aamiin 🤲🤍

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *