“Kalembo Ade” adalah ungkapan dalam bahasa Bima yang memiliki makna yang luas dan beragam serta bertuah. Penggunaannya tergantung pada konteks pembicaraan. Secara harfiah, “kalembo ade” berarti melapangkan hati atau lapangkanlah dadamu ketika dalam kondisi apa dan bagaimanapun.
“Kalembo ade” adalah kalimat perintah. Dalam hal ini, “kalembo ade” bermakna “permintaan” kepada lawan bicara agar selalu dan tetap melapangkan dada dan hati yang tulus ketika dalam kondisi apapaun baik di kala senang dan lebih- lebih di kala susah dan sedih.
Kata “kalembo ade” terdiri dari tiga kata, yaitu “ Ka, Lembo, dan Ade”. Kalembo yang berarti sabar, luaskan, lapangkan, dan “ade” yang berarti hati. Kata “lembo” juga bisa berarti lapang, sehingga “kalembo ade” bisa diterjemahkan sebagai lapangkan hati atau berlapang dada.
Waktu Penggunaan Kalembo Ade
1). Ketika kita sedih dan susah, kata frasa Kalembo Ade bisa bermakna sabar dan tulus menerima kenyataan ini. Misalnya ketika anak kita sakit, ibu wafat, dll. Maka teman atau keluarga baik secara langsung, atau lewat telepon; WA, FB, dan medsos lain,.dia mengucapkan; Kalembo ade cinae, arie, sae, harae, dll.
2). Ketika kita dijamu, dilayani. Ketika ada orang Bima menjamu keluarga lain seperti doa, pesta, syukuran, makan soto, bakso, dll. Maka tuan rumah yang melayani tersebut, atau yang traktir temannya/yang bos akan selalu mengucapkan kalembo ade samena na weki, Kalembo ade mas ya! Maka yang dijamu akan menjawab dengan ucapan yang sama, iyota, kalembo ade sama.
Ketika pada saat dijamu seperti ini, maka frasa kalembo ade tidak bisa diartikan dengan “sabar”. Tidaklah pas. Karena bagaimana mungkin disuruh sabar sementara kita sedang dijamu dan ditraktir.
3). Ketika menerima kedatangan tamu. Dalam kehidupan orang Bima sehari- hari. Ketika ada tamu yang datang ke rumah, kantor, ke pesta, dll. Maka kata pertama yang diucapkan oleh penerima tamu adalah “santabe ta kalembo ade ta“. Oleh sang tamu akan menjawab dg ucapan ” Iyo ta, Kalembo ade sama ta”.
4). Ketika Pamit Pulang. Dalam keseharian di masyarakat Bima, ketika ada tamu yang pulang. Tamu di sini bermakna luas. Seperti Tuan Guru yang baru saja ceramah di masjid, khatib, atau yang kita undang ke rumah kita untuk mimpin doa. Orang Bima selalu mengucapkan; Ta kalembo ade ustaz. Sang Ustaz menjawab; Ta Kalembo ade sama ‘Di Ruma.
5). Ketika memberi sesuatu. Tradisi orang Bima (Dou Mbojo), ketika memberikan sesuatu pun seperti barang; uang, makanan, oleh- oleh, buah, dll, pasti mengucapkan kalembo ade kepada orang yang diberi atau yang menerima pemberian tersebut dengan ucapan; Kalembo ade ta, Ake pa ke. Oleh yang menerima menjawab: iyo ta. Terima kasih ta.
6). Ketika mau pinjam sesuatu/atau berhutang. Saling memberi, meminjam, atau bahkan berhutang adalah sudah umum dan wajar dalam kehidupan bermasyarakat. Bagi keseharian Dou Mbojo, penggunaan frasa kalembo ade sangat pas digunakan ketika seseorang datang menemui atau menghadap seseorang dengan mengucapkan; Kalembo ade ta; saya mau pinjam pacul, cila, dll. Atau datang untuk berhutang dengan mengucapkan; Kalembo ade ta; mada ne’e sepe ulu atau conggo ulu piti sajuta ta Aji, dll.
7). Ketika minta bantuan atau pertolongan/Gotong Royong. Ketika seseorang membutuhkan bantuan tenaga, materi, dll. Kita sering mendengar orang Bima baik oleh Bupati, camat, lurah, Ketua RT, RW, Tokoh; mengucapkan; kalembo ade, nanti sore ada gotong royong di RT. 15, RW 06.
8). Ketika mengantar anak yang sekolah, cari kerja/merantau. Ketika orang Bima mau pergi ke luar daerah seperti sekolah, cari kerja, atau merantau, maka ucapan kalembo ade dan ditambah dengan frasa Maja La’o Dahu sangat umum digunakan dan didengarr oleh anak- anak Bima. Sakola kalembo Ade ro Maja Labo Dahu ‘Di Rasa Dou!
Dua kalimat ini adalah kalimat sakti dan petuah yang menjadi pegangan, nafas, dan motivasi hidup anak- anak Bima ketika ke luar daerah terutama untuk sekolah/kuliah.
9). Ketika menolak tawaran, ajakan, permintaan, dll. Ketika dou Mbojo diajak untuk menerima sesuatu; barang, jodoh, dll atau menghadiri acara, kegiatan, maka frasa kalembo ade menjadi petuah utama untuk diungkapkan dan disampaikan,
Misalnya ketika seorang gadis dilamar oleh seseorang, tapi gadis tersebut tidak mau kepada pemuda yang meminangnya. Maka dia mengucapkan, Ta Kalembo Ade ta, mada masih mau kuliah lagi ke S2 atau apa pun bentuk-bentuk penolakan lainnya.
Itulah beberapa kesempatan dan waktu yg paling sering yang berkaitan dengan penggunaan frasa kalembo ade, atau dengan ungkapan lain bahwa seluruh kehidupan orang Bima/Dou Mbojo, ungkapan frasa ini, tidak pernah lepas dalam kehidupan orang Bima sehari- hari dari bangun tidur sampai tidur kembali.
Mari kita gunakan dan hidupkan frasa kalembo ade, karena di samping bermakna religius juga mengandung nilai- nilai luhur dan kearifan lokal yang mendalam (deep value).[]
Ilustrasi: Kalikuma Studio
Gambar: Bimacenter.com
ASN di Kantor Kemenag Kota Bima