Percaya Diri dengan Tulisan Sendiri

SAYA adalah orang yang selalu menghargai karya tulis orang lain. Apa pun bentuk karyanya. Tak peduli bagus atau tidaknya. Asalkan ia jujur dan murni karya sendiri. Bukan karya orang lain yang kemudian dia mengatasnamakannya sebagai karyanya sendiri.

Sebab, saya tahu tidak begitu mudah untuk menghasilkan karya tulis. Apalagi jika itu adalah karya tulis perdana. Sungguh, ada banyak rintangan atau hambatan yang dilewati untuk menghasilkan karya tersebut. Saya percaya akan hal itu.

Saya pernah minder dengan karya tulis yang saya tulis. Mengingat, tulisan saya saat itu tidak memiliki “roh”. Bahkan, ada beberapa orang yang bilang kalau tulisan saya itu tidak bernilai apa-apa. Tidak berbobot. Dianggap sampah. Karena itu, berhentilah menulis. Tidak perlu meneruskan mimpimu untuk memiliki karya tulis sendiri. Kubur saja dalam-dalam, katanya.

Baca juga: Menepis Mitos Menjadi Penulis

Namun, saya tidak marah. Saya malah berterima kasih dan bersyukur atas berbagai komentar orang semacam itu. Saya percaya bahwa orang yang bilang begitu adalah orang yang peduli terhadap karya saya. Saya harus banyak belajar dan terus belajar. Tidak boleh cepat putus asa. Tidak boleh semangat menciut. Semangat dan motivasi dari dalam diri harus terus dinyalakan.

Apa yang terjadi? Di kemudian hari, saya menantang diri sendiri untuk terus belajar menulis. Saya tidak boleh berhenti belajar dan berkarya. Saya harus terus berproses dan melaluinya dengan lapang dada. Apa pun kata-kata orang di luar sana atau bagaimanapun bentuk karya tulis yang saya hasilkan, saya harus tetap melangkah maju.

Saya sadar bahwa saya bukan siapa-siapa. Maka, saya meyakini tidak akan ada orang lain yang mau menuliskan tentang apa yang ada di pikiran saya, jika bukan saya sendiri yang menuliskannya. Oleh karena itu, memantik diri sendiri untuk terus belajar mengukir aksara dan kata adalah sebuah keharusan. Biarkan ukiran kata ini menjadi kenangan dan cerita di kemudian hari.

Baca juga: Penulis Antimainstream, Saya atau Anda?

Seiring berjalannya waktu, saya tidak lagi minder dengan karya tulis yang saya tulis. Saya mulai percaya diri. Saya tidak lagi meragukan diri sendiri. Apa pun bentuk karya tulis yang saya hasilkan tersebut, saya selalu bersyukur. Tentu saja, saya selalu terbuka untuk terus belajar dan mengasah diri. Membaca karya tulis orang lain dan berguru kepadanya adalah salah satu langkah untuk mengasah kemampuan diri saya tersebut.

Jadi, buat Anda yang sedang mewujudkan mimpi di “jalan sunyi” ini harus tetap semangat. Tetaplah berusaha untuk menulis. Menulislah sedikit demi sedikit. Tak usah malu dengan karya yang Anda hasilkan, apa pun bentuk karya Anda. Percaya dirilah. Berhentilah meragukan diri Anda sendiri.

Teruslah berproses. Sebab, tidak ada cara instan atau jalan pintas untuk menghasilkan tulisan demi tulisan. Hanya dengan menulis maka sebuah tulisan akan lahir. Tidak ada tulisan yang bisa lahir atau muncul dengan sendirinya jika tidak pernah dituliskan.

Mari kita sama-sama belajar mengukir aksara demi aksara. Mari terus menulis, apa pun wujud karya yang kita inginkan. Sekali lagi, tak usah minder dengan karya tulis yang kita hasilkan. Tetap semangat dan terus melangkah maju. []

Ilustrasi: Kumparan.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *