Baca juga: Sajadah: Kaplingan Surga yang Datang Lebih Awal
Dengan gaya yang lucu-konyol, juga materi ceramahnya, Gilang Dirga, tidak hanya, membuat pemirsa terpingkal-pingkal, tetapi juga mampu menyentil hadirin sesaat terdiam menyimak ceramahnya, seperti terrekam dalam video youtube berikut.
Lihat video: https://www.youtube.com/watch?v=Z6YdQl_iL9A
Di menit kedua, detik 33, Gilang bertanya pada hadirin. Siapa yang mau masuk surga?
Spontanitas, terdengar jawaban kompak dari hadirin mau. Jawaban ini diiringi dengan riuh tawa, termasuk senyum malu Mama Dedeh dan tokoh agama yang tampak menahan tawa, hahaha (terbahak-bahak).
Sahabat! Jawaban kompak hadirin ini menjadi icon memori kolektif orang beriman yang abadi merindukan surga. Tetapi, ironi rindu surga justru muncul saat Gilang bertanya: Siapa yang mau masuk surga sekarang?
Baca juga: Idulfitri: Momentum Kemenangan Individual dan Sosial
Semua hadirin terdiam, hening sesaat, walaupun akhirnya mereka tertawa. Saat itu, tidak ada satu orang pun dari hadirin yang menjawab ya, termasuk tokoh agama, dan para ustadz yang hadir. Apakah realitas di ruang siaran live ini sebatas settingan atau ekspresi hakiki tentang pendirian iman kita?
Bagi saya, kelakar Gilang Dirga dalam atraksi impersonate kali ini menjadi sebuah momen casting eksperimentasi (percobaan) sosial tentang kesadaran hakiki, konsistensi pendirian qalbu orang beriman. Pertanyaan Gilang Dirga menjadi ilustrasi kedalaman dan konsistensi pendirian orang beriman, pendirian kita juga.
Sahabat! Semua orang beriman, termasuk kita, mendambakan surga, seperti tuturan harapan yang lazim dalam bait doa-doa kita. Tetapi, ketika ditantang untuk masuk surga sekarang, kerancuan hati orang beriman mulai teruji, yaitu kelatahan yang membongkar alam bawah sadar mereka.
Kalau semua umat beragama sungguh mendambakan surga, lalu kenapa (?) tidak ada hadirin (mungkin juga kita) yang bersemangat masuk surga sekarang? Jika surga adalah mimpi super kenikmatan di atas nalar dan kemampuan jelajah pengalaman manusia, lalu kenapa kita tidak mau masuk surga sekarang?
Fenomena percobaan sosial Gilang Dirga menjadi satu penunjuk alam bawah sadar kita tentang hakikat dan konsistensi imam, juga sebagai pengingat bahwa ikatan cinta duniawi kita masih begitu pekat menjerat konsistensi kita dalam beriman. Qalbu kita sungguh masih belum terbebas dari ilusi cinta pesona dunia.
Pertanyaan lain, jika kita mau masuk surga sekarang, apa kebaikan-kebaikan dan ibadah kita yang akan menjadi modal akhirat kita ke surga?
Baca juga: ICT, Pandemi dan Sikap Kita
Kita pasti memiliki jawaban sendiri, jawaban dan apologi yang sangat pribadi. Jawaban yang jujur akan menunjukkan hakikat konsistensi iman kita. Dalam percobaan ini, ada pelajaran bagi orang yang berhati kebaikan.
Sahabat! Lidah memang sering latah berucap kata dan kalimat yang diyakini sebagai ekspresi kedalaman iman dan Islam kita. Tetapi, kemunafikan, ambivalensi, minimal ironi iman dan Islam kita teruji saat kita harus mengorbankan dunia untuk perjuangan menggapai janji-janji surgawi.
Ilustrasi: okezonemuslim
Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Peneliti Setara Institute.