Pergantian Tahun sebagai Daya Thrust

PERGANTIAN tahun baru Islam (tahun hijriyah) setidaknya dapat dijadikan momen untuk memproduksi daya thrust dari dalam diri umat Islam dalam menyongsong tahun 1445 Hijriyah, dengan semangat maju dan dorongan yang kuat, karena awal tahun yang diambil dari peristiwa Hijrah dilatari oleh karena setelah hijrah dilakukan, maka rasa percaya diri umat Islam tumbuh dan momen peristiwa hijrah itu menjadi awal  tumbuhnya optimisme akan kejayaan Islam.

Maka sangat beralasan apabila pergantian tahun baru Islam kita jadikan pendorong untuk maju (baca: Thrust) sebagai mana turbin pesawat mendorong laju pesawat terbang dengan optimisme yang sempurna.

Apa itu daya thrust? Yakni daya dorong yang membuat pesawat terus bergerak maju yang memiliki kekuatan menggerakkan pesawat ke depan. Dan daya ini yang menyebabkan pesawat tidak memiliki kemampuan untuk mundur, karena hanya dibekali dengan daya dorong dan daya angkat.

Apa yang dimiliki oleh pesawat terbang berupa daya thrust atau daya dorong ke depan dan tidak memiliki daya dorong ke belakang, dapat kita gunakan sebagai iktibar dalam  memaknai pergantian tahun dalam bentuk sikap optimis maju ke depan.

Kita telah mengalami beberapa kali pergantian tahun, begitu tahun berganti, maka tidak ada kemampuan siapa pun untuk memutarnya balik kepada tahun yang sudah lewat. Satu statement seorang filosof yang memang terkesan nyeleneh, tetapi nyata, dia berkata “Even God Can’t Change the Past“, bahkan Tuhan tidak bisa mengubah masa lalu.

Kalimat ini jangan kita maknai sebagai perkataan seorang ateis, tetapi kita jadikan sebagai motivasi dan daya dorong untuk komitmen pada usaha terbaik dalam meraih tujuan dan impian terbaik.

Pergantian tahun tak ubahnya seperti daya yang ada di pesawat terbang, terus melaju dan melaju, tak bisa mundur ke belakang, karena jalan yang dilalui oleh deretan tanggal di tahun sebelumnya sudah tidak kita temukan lagi. Maka tidak ada pilihan lain selain harus berjalan ke depan menelusuri tanda jejak yang ditorehkan pada angka tanggalan yang terus maju ke depan.

Baca Juga  Pulang ke Asal Rumah Asal

Artinya, menyongsong tahun baru itu harus optimis yang dilambangkan dengan tanggal pada tahun berjalan yang tak mampu mundur lagi walau sesaat. Kita harus menjadikan pergantian tahun sebagai daya thrust dalam diri kita untuk optimis menatap ke depan, tentunya dengan konsep dan rencana untuk meraih yang lebih baik dan lebih indah dibanding tahun yang telah selesai.

Penting kita terjemahkan kemampuan yang dimiliki oleh pesawat terbang berupa daya thrust terutama tatkala kita menghadapi pergantian tahun dengan terus memperjuangkan keberhasilan baru tanpa harus meratapi capaian yang telah kita lewatui pada tahun sebelumnya.

Dengan daya thrust yang kita hadirkan dalam semangat diri di awal tahun, paling tidak kita akan dapat memilih sikap yang tepat di setiap akhir dan awal tahun. Minimal kita melakukan dua hal; pertama, melihat suatu kegagalan sebagai awal yang baru. Ketika kegagalan  terjadi dalam perjuangan kita, tidak seharusnya bersikap untuk mudah putus asa dan menyerah. Namun harus bersikap pantang menyerah, teruslah menjadikannya sebagi langkah awal untuk memperbaiki dan memperbaiki kembali.

Artinya, dalam menghadapi pergantian tahun, sedapat mungkin kita melihat bahwa suatu kegagalan di tahun sebelumnya dapat kita ubah sebagai kesempatan untuk memulai kembali dengan pengetahuan yang lebih baik dan pengalaman yang berharga.

Kedua, menghadapi tahun baru sebagai proses ekspansif. Yaitu perluasan ikhtiar yang dapat dilakukan dengan cara menambah kapasitas diri, menambah volume usaha, dan melakukan pengembangan diri dengan melakukan segala bentuk ikhtiar  yang tentunya lebih terukur.

Artinya, kita berusaha untuk melihat ke dalam diri sendiri lebih serius, untuk kemudian menjadikan diri ini lebih semangat dalam menatap perjalanan tahun ke depan. Kita harus memiliki prinsip bahwa kehidupan yang sudah lewat kita maknai sebagai capaian yang dapat menjadi anak tangga pertama dalam memperjuangkan tangga keberhasilan yang lebih tinggi atau lebih baik.

Baca Juga  Layar Pesta Demokrasi telah Tergulung

Fa iżā faragta fanṣab”. Terjemahannya; Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. (QS. al Insirah ayat 7).

Ayat ini sesungguhnya mengandung daya thrust bagi kita dalam menyikapi kehidupan yang tidak stagnan, namun bergerak dan berubah setiap saat. Pemaknaan ayat ini sebagai daya thrust dapat pula kita masukkan ke dalam momen pergantian tahun, jika perjalanan satu tahun berjalan sudah mencapai finisnya, maka songsonglah tahun berikutnya dengan aktivitas dan semangat baru yang lebih berdaya.

Sebagai catatan akhir, penting kita menyadari bahwa pada setiap awal tahun sesungguhnya  kita harus menjadikannya sebagai momen dan saat yang tepat untuk berikhtiar dan berkomitmen dengan diri sendiri agar menjadi lebih baik, lebih bersemangat, dan tentunya lebih optimis. Kata orang bijak, “Di ujung terowongan pasti ada cahaya”. []  

 

1 komentar untuk “Pergantian Tahun sebagai Daya Thrust”

  1. Alhamdulillah…masyaaAllah…tabarakallah ayahnda
    Semoga tahun ini menjadi tahun yg jauh lbh baik dari tahun sebelumnya, semoga termasuk ke dalam golongan orang orang yg Muqarrabin…aamiin yaa Rabbal alaamiin
    Terimakasih ayahanda, semoga tdk pernah bosan menyapa kami anak2 mu melalui tulisan2 penuh makna…aamiin Yaa Rabbal alamiin….🤲🤲🤍

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *